Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan, perlunya modernisasi alat pengendali banjir, termasuk pompa untuk mengoptimalkan pencegahan banjir di daerah itu.
"Saya sampaikan kepada Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Lingkungan Hidup, memang harus ada modernisasi. Ini masih bergantung kepada alat berat ekskavator untuk mengambil lumpurnya," kata dia menyambangi Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa.
Pramono menyampaikan pompa pengendali banjir berteknologi canggih sudah digunakan di negara-negara maju. Namun, untuk pengadaan alat-alat itu perlu perencanaan matang.
"Sekarang ini, di dunia-dunia yang lebih maju, memang pengguna pompa, karena dihisap dan sebagainya, dan 'cost' (biaya)-nya untuk pompa, memang harus direncanakan dari sekarang. Karena pasti tinggi sekali (biaya)," kata dia.
Pramono mencatat saat ini DKI Jakarta memiliki sekitar 600 pompa pengendali banjir di 202 lokasi, salah satunya di Waduk Pluit.
Baca juga: Rano Karno minta seluruh alat berat pengendali banjir dipasang pelacak
Waduk Pluit dengan luas 80 hektare memiliki 10 unit pompa dengan kapasitas 39 meter kubik per detik atau salah satu waduk utama untuk penampungan air di Jakarta.
Karena itu, Pramono menginstruksikan Dinas Sumber Daya Air dan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta untuk merawat waduk dan pompa di sana.
"(Waduk Pluit) ini adalah waduk yang prioritas utama dan ada tiga pompa di sini yang melayani daerah VVIP (sangat-sangat penting/very-very important person), termasuk istana dan sebagainya. Harus dirawat karena inilah sebenarnya wajah Jakarta itu, terutama untuk VVIP akan terdampak atau tidak kalau ada banjir di Jakarta," katanya.
Dia lalu memastikan pompa pengendali banjir di Waduk Pluit terjaga dengan baik dan siap dioperasikan untuk mencegah banjir.
Adapun Pemprov DKI telah beberapa kali melakukan pengerukan lumpur di Waduk Pluit.
Baca juga: Banyak pompa pengendali banjir Jakbar rusak akibat sampah celana jins
Pada 2022, hasil pengerukan lumpur mencapai volume 35.758 meter kubik (m3) dan meningkat menjadi 44.800 m³ pada 2023.
Selain itu, dilakukan pula pembersihan eceng gondok di kawasan itu.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.