Mataram (ANTARA) - Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat, Lalu Muhamad Iqbal menyebutkan ada tiga tantangan utama sektor pariwisata setempat dalam upaya memperkuat pariwisata berkelanjutan.
Hal ini disampaikan Lalu Muhamad Iqbal saat menerima silaturahmi 11 perwakilan panitia Rinjani Travel Mart (RTM) melalui keterangan tertulis di Mataram, Sabtu.
Tiga isu utama yang perlu menjadi perhatian bersama itu, kata Gubernur NTB, pertama masalah pengelolaan lingkungan, khususnya sampah di kawasan strategis seperti Mandalika. Menurutnya, citra destinasi internasional harus didukung oleh sistem kebersihan yang profesional.
"Pariwisata tidak boleh tumpang tindih dengan urusan kebersihan. Kita menghadapi tantangan sistem pengelolaan sampah yang belum standar. Ada limbah atau waste tapi belum ada manajemen-nya," tegas Miq Iqbal sapaan karibnya.
Selanjutnya, tantangan kedua, menurut Miq Iqbal yakni, terkait daya saing ekonomi lokal, termasuk tingginya harga hotel di kawasan Mandalika yang mencapai Rp3 juta per-malam dan persaingan dengan platform penjualan daring. Untuk itu, ia menekankan pentingnya proteksi terhadap pelaku usaha lokal di tengah gempuran digitalisasi.
"Sejarah pariwisata berubah. Tidak hanya pemberdayaan (empowerment) tapi juga proteksi, termasuk tantangan digitalisasi seperti penjualan online lewat Traveloka," terangnya.
Ketiga, kata dia, perlunya mendorong penguatan UMKM serta desa wisata lokal. Menurutnya dengan kegiatan seperti pameran, wisata (tour) gratis ke Desa Merese, serta tiga workshop, termasuk forum kolaborasi internasional di Kuala Lumpur.
"Harapannya bisa menjadi momentum untuk memperluas peluang bagi produk lokal kita agar lebih kompetitif," tandas Miq Iqbal.
Untuk itu, ia menyatakan dukungannya terhadap penyelenggaraan Rinjani Travel Mart (RTM) 2025. Baginya, kegiatan RTM ini menjadi ajang strategis untuk memperkuat pariwisata berkelanjutan sekaligus mengatasi sejumlah tantangan utama di sektor pariwisata NTB.
"Rinjani Travel Mart bukan hanya ajang bisnis tapi juga ruang untuk memperkenalkan budaya sekaligus menggerakkan ekonomi lokal. Mudah-mudahan penyegaran konsep tahun ini bisa segera selesai sehingga tahun depan acara ini berjalan lebih baik," katanya.
RTM sendiri akan digelar pada 10-12 Oktober 2025 berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Kabupaten Lombok Tengah. Kegiatan ini akan menghadirkan seller dari hotel, desa wisata, dan operator pariwisata. Peserta juga berkesempatan mengikuti tur gratis ke sejumlah destinasi sekitar Mandalika termasuk kunjungan ke Desa Merese.
Baca juga: Kemenpar angkat keindahan budaya NTB lewat kegiatan famtrip
Baca juga: Menepis "travel warning", menjaga citra pariwisata Indonesia
Baca juga: Temu Bisnis 2025, momentum NTB jadi rumah investasi dan pariwisata
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.