Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi Pemerintah Inggris atas dukungan terhadap transformasi dan pembangunan transportasi publik berbasis kereta api di wilayahnya, khususnya di Metropolitan Surabaya.
“Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan Pemerintah Inggris kepada Indonesia dan Jawa Timur. Kami optimis dengan hasil studi kelayakan ini akan menjadi rekomendasi strategis dalam efektivitas layanan transportasi publik yang berkelanjutan di Jawa Timur,” ujar Khofifah dalam keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Jumat.
Dukungan itu berupa penyerahan dana Studi Transportasi Publik Berbasis Rel di Wilayah Metropolitan Surabaya kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
Pelaksanaannya dilakukan oleh dua firma konsultasi Inggris, Mott MacDonald dan PricewaterhouseCoopers (PwC). Studi itu meriset perencanaan proyek perkeretaapian perkotaan berbasis rel di Surabaya Metropolitan.
Penyerahan laporan bertajuk Urban Rail Transit System for Surabaya, East Java Transport Study Report dilakukan oleh His Majesty's Trade Commissioner (HMTC) for Asia Pacific Martin Kent kepada Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kemenhub RI Arif Anwar di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Gubernur Khofifah mengaku kagum atas capaian Transport for London (TfL) yang mampu mengatasi berbagai tantangan transportasi di Inggris, termasuk membangun jalur kereta api di kawasan dengan bangunan berusia ratusan tahun.
"Saya tidak bisa membayangkan betapa sulitnya untuk bisa membuka jalur kereta api pada gedung-gedung yang berusia ratusan tahun. Tapi TfL bisa mencari solusi sehingga bisa menjadikan sarana transportasi publik yang mengurai kemacetan sekaligus menjadikannya aman dan nyaman," katanya.
Dukungan itu dinilai penting mengingat tingkat pergerakan warga di wilayah Gerbangkertosusila Plus (GKS+) mencapai 10,55 juta per hari, dengan 49 persen merupakan perjalanan komuter ke dan dari Surabaya.
"Jadi studi ini mendukung RPJMN 2025-2029 dan Program Jatim Akses dalam penyediaan angkutan umum massal. Tentu hal ini penting agar proyek transportasi massal yang akan diimplementasikan memiliki kesiapan yang optimal, terutama dimulai dari proses perencanaan yang berintegrasi," katanya.
Selain transportasi, Khofifah juga membahas peluang kerja sama pendidikan dan layanan kesehatan dengan Inggris, termasuk rencana pengiriman native speaker ke sekolah berasrama di SMA Taruna serta penjajakan kolaborasi dengan rumah sakit di Jawa Timur.
Sementara itu, HMTC Martin Kent menyebut studi itu bagian dari inisiatif Pemerintah Inggris mendukung agenda Indonesia dalam transisi rendah karbon dan transportasi berkelanjutan.
"Karena sistem transport yang bersih sangat penting untuk bisa meningkatkan pembangunan ekonomi dan ketahanan iklim. Ini kehormatan bagi saya untuk menyerahkan hasil studi dan bertemu dengan Gubernur Khofifah," ujar Martin.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kemenhub RI Arif Anwar mengatakan mereka siap menindaklanjuti hasil studi tersebut dengan dukungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kota Surabaya.
"Tentunya kami juga tetap mengharapkan dukungan dari Pemerintah Jawa Timur dan juga Pemerintah Surabaya karena memang mereka yang tahu lebih detail mengenai kondisi lau lintas dan rencana pengembangan infrastruktur di Jawa Timur dan Surabaya. Tapi intinya kami dari pemerintah pusat akan mensupport apapun itu," ujar dia.
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.