Jakarta (ANTARA) - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) atau GMF Aero Asia dan PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) melakukan groundbreaking, yang menandai dimulainya pembangunan tahap pertama Kertajati Aerospace Park di BIJB Kertajati Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Momentum ini menjadi lanjutan rangkaian kolaborasi strategis, yang telah dibangun sebelumnya melalui penandatanganan kerja sama yang mempertegas komitmen seluruh pihak untuk mewujudkan kawasan dirgantara terpadu di Indonesia.
“Hari ini bukan hanya permulaan pembangunan fisik, tetapi langkah besar menuju terwujudnya kemandirian industri dirgantara Indonesia. Kertajati Aerospace Park menjadi fondasi baru bagi ekosistem aviasi nasional sebagai pusat kemampuan MRO, manufaktur komponen, logistik dan pengembangan SDM bertemu dalam satu kawasan yang terintegrasi,” ujar Direktur Utama GMFI Andi Fahrurrozi dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.
Groundbreaking turut dihadiri oleh Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Direktur Utama GMFI Andi Fahrurrozi, serta Plt. Direktur Utama BIJB Ronald H. Sinaga.
Pada tahap pertama, Andi menjelaskan pengembangan akan difokuskan pada pembangunan infrastruktur dasar kawasan secara paralel dengan pembangunan hanggar rotary wing.
Pekerjaan mencakup pematangan lahan, penyediaan akses jalan internal, serta pembangunan jaringan utilitas utama seperti listrik, air, dan fiber optik, yang dilakukan bersamaan dengan konstruksi hanggar rotary wing untuk mendukung operasional ‘MRO Rotary Wing’ sektor pemerintahan dan layanan terkait lainnya.
"Hanggar ini dirancang dengan kapasitas fleksibel untuk menampung beberapa unit helikopter kelas menengah secara bersamaan. dan diharapkan mulai beroperasi secara bertahap pada periode kuartal III hingga kuartal IV- 2026," ujar Andi.
Setelah fase awal terselesaikan, lanjutnya, pengembangan kawasan akan dilanjutkan dengan pembangunan konektivitas sisi udara melalui pengembangan apron dan taxiway, serta pembangunan hanggar lanjutan untuk perawatan pesawat fixed wing, fasilitas MRO untuk engine dan component, dan manufacture spare part.
"Serta fasilitas pendukung lainnya secara bertahap sebagai bagian dari rencana jangka panjang pengembangan Aerospace Park," ujar Andi.
Andi menjelaskan nilai investasi pembangunan tahap pertama, khususnya untuk hanggar dan fasilitas awalnya berada di kisaran 5 juta dolar Amerika Serikat (AS), yang akan terus berkembang seiring perluasan kawasan pada fase-fase berikutnya.
“Dengan dukungan penuh pemerintah dan kerja sama erat dengan BIJB, kami yakin Kertajati berkembang menjadi pusat gravitasi baru industri aviasi Indonesia dan menciptakan dampak ekonomi yang luas, baik nasional maupun regional," ujar Andi.
Sementara itu, Plt Direktur BIJB Ronald H. Sinaga menegaskan, pembangunan tahap awal merupakan momentum strategis bagi pengembangan kawasan Kertajati sebagai aerocity dan simpul pertumbuhan ekonomi Jawa Barat.
“Dengan hadirnya GMF sebagai mitra strategis, kami semakin optimistis Kertajati berkembang menjadi pusat aktivitas penerbangan yang terintegrasi, didukung oleh kehadiran para stakeholders kelas dunia. Kami percaya kawasan ini akan menjadi ruang bagi tumbuhnya inovasi dan kegiatan industri penerbangan yang berkelanjutan, dengan mengedepankan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), sehingga mampu menghadirkan aktivitas industri bernilai tambah bagi daerah dan nasional,” ujar Ronald.
Ia melanjutkan pengembangan jangka panjang Kertajati Aerospace Park meliputi rencana kawasan industri dirgantara yang lebih luas, termasuk fasilitas manufaktur, pusat logistik, fasilitas pelatihan, serta area pendukung lainnya.
"Namun, seluruh elemen tersebut akan berkembang secara bertahap setelah infrastruktur dasar kawasan dan hanggar utama beroperasi," ujar Ronald.
Dalam jangka panjang, pihaknya berharap kawasan ini menjadi pusat pertumbuhan baru di Jawa Barat, mendorong partisipasi UMKM sekitar, serta membuka peluang kerja dan investasi di sektor aviasi yang terus bertumbuh.
Dengan konsep green, smart, and sustainable industrial development, kawasan ini akan mengedepankan efisiensi energi, pengelolaan limbah sesuai standar global, serta digitalisasi operasional melalui pemanfaatan IoT dan sistem monitoring terpadu.
Selain itu, Ronald berharap kehadiran fasilitas ini menjadi salah satu katrol utama bagi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat, memperkuat posisi Kertajati sebagai simpul logistik dan pusat industri berteknologi tinggi di Indonesia, sekaligus menghadirkan lompatan strategis bagi kemandirian industri aviasi nasional.
Baca juga: GMF AeroAsia setujui inbreng lahan Angkasa Pura senilai Rp5,66 triliun
Baca juga: GMF perkuat kolaborasi strategis di industri pertahanan
Baca juga: GMFI sebut SDM dan rantai pasok jadi tantangan industri MRO aviasi
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































