Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Getaran banjir lahar hujan Gunung Semeru tercatat lebih dari tiga jam sehingga menyebabkan debit air di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) kawasan itu meningkat, pada Minggu sore.
"Dalam pengamatan kegempaan selama enam jam terakhir pada pukul 12.00 WIB hingga 18.00 WIB tercatat satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 45 mm dan lama gempa 12.000 detik," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto dalam laporan tertulis di Lumajang, Jawa Timur, Minggu.
Menurutnya, Gunung Semeru juga mengalami 30 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 12-22 mm dan lama gempa 91-114 detik, kemudian tiga kali gempa guguran dengan amplitudo 5-7 mm dan lama gempa 47-56 detik, serta satu kali harmonik dengan amplitudo 11 mm dan lama gempa 69 detik.
"Dalam pengamatan visual, Gunung Semeru tertutup Kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah selatan dan barat daya," katanya.
Baca juga: Bupati Lumajang minta warga Dusun Sumberlangsep pindah ke huntap
Sementara Kepala Pelaksana BPBD Lumajang Isnugroho mengatakan hujan deras yang mengguyur puncak Semeru menyebabkan banjir lahar hujan, namun sejauh ini masih aman dari permukiman warga.
"Debit air cukup deras, sehingga petugas mengimbau para penambang untuk menjauh dr DAS yang berhulu di Semeru,' " katanya.
Sejauh ini tidak ada laporan kerusakan yang terjadi akibat banjir lahar hujan Semeru di Lumajang.
Gunung Semeru masih berada di status Siaga atau Level IV, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apa pun pada sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Baca juga: BPBD: Belasan rumah di Sumberlangsep terendam banjir lahar Semeru
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
"Kami juga mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius lima km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Ia juga meminta masyarakat mewaspadai potensi awan panas, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































