Bantul (ANTARA) - Gerakan Cinta Laut yang digelar di kawasan Pantai Depok, Kelurahan Parangtritis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sebagai upaya kolektif untuk meningkatkan kesadaran semua elemen masyarakat untuk menjaga kelestarian laut.
"Gerakan Cinta Laut merupakan upaya kita bersama untuk meningkatkan kesadaran serta mengampanyekan pentingnya menjaga laut," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY R Hery Sulistio Hermawan di Bantul, Minggu.
Menurut dia, melalui kegiatan tersebut diharapkan tidak hanya menjadi seremoni, tetapi juga momentum penting untuk mengajak masyarakat peduli laut, sekaligus menegaskan bahwa laut adalah sumber kehidupan dan ekonomi yang harus dijaga bersama.
"Pentingnya menjaga laut agar dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber hidup, kehidupan, dan penghidupan, dengan tetap menjaga kelestariannya," kata dia.
Baca juga: KKP galakkan program Gerakan Cinta Laut
Kegiatan Gerakan Cinta Laut yang diawali dengan pelepasan tukik (anak penyu) itu sebagai simbol pelestarian satwa laut sekaligus edukasi pentingnya menjaga keberlangsungan penyu.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih memberikan dukungan penuh terhadap gerakan yang dilanjutkan dengan apel dan aksi bersih pantai bersama jajaran TNI AL dan masyarakat tersebut, sebagai wujud nyata komitmen menjaga lingkungan pesisir.
Abdul Halim mengatakan, Kabupaten Bantul memiliki potensi besar di bidang kelautan dan perikanan, sehingga jika dikelola dengan inovasi dan kerja keras, sumber daya ini dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
"Inilah saatnya kita mengoptimalkan potensi laut dengan tetap menjaga kelestariannya," kata dia.
Baca juga: Gerakan Bulan Cinta Laut KKP libatkan nelayan angkut 67 ton sampah
Melalui kegiatan tersebut, Pemda DIY dan Pemkab Bantul menegaskan menjaga laut bukan tanggung jawab segelintir orang, tetapi kerja bersama seluruh elemen masyarakat. Dengan laut yang sehat, nelayan sejahtera, pariwisata berkembang, dan budaya bahari tetap lestari.
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
