Mahasiswa UI raih juara 1 dan 2 di AstraZeneca Project iDEA 2025

2 hours ago 2

Depok (ANTARA) - Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (UI) meraih juara 1 dan juara 2 dalam ajang internasional AstraZeneca Project iDEA 2025.

Dekan Fakultas Farmasi UI Arry Yanuar dalam keterangannya, Minggu, mengatakan prestasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Farmasi UI tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi dalam memberikan solusi nyata terhadap permasalahan kesehatan.

"Kami sangat bangga dengan pencapaian ini dan akan terus mendukung mahasiswa untuk berkarya di tingkat nasional maupun internasional,” ujarnya.

Prestasi ini menegaskan keunggulan akademik dan kreativitas mahasiswa UI, sekaligus memperlihatkan kontribusi generasi muda Indonesia dalam menghadirkan solusi berkelanjutan bagi tantangan kesehatan global.

Kompetisi ini menantang mahasiswa untuk menghadirkan solusi inovatif dalam penanganan penyakit langka (rare disease), yang hingga kini masih menjadi isu besar dalam sistem kesehatan, terutama pada aspek diagnosis dini, pengobatan, edukasi, serta akses layanan kesehatan.

Tim RareAware yang beranggotakan Puteri Adristi Arundaya Iriana, Ratu Sheika Hadisya Hidayat, Abendanon Dooradi, dan Ruth Martarani (mahasiswa S1 Farmasi UI) tampil dengan karya berjudul “A Solution to Raise Awareness, Drive Early Detection, and Empower Support for Rare Diseases in Indonesia”. Melalui gagasan tersebut, RareAware berhasil meraih juara 1.

Sementara itu, Tim Rare Hero dengan inovasi bernama “Renaya”, yang terdiri atas Fanny Anabel Sulistio (mahasiswa S1 Farmasi UI), Saffana Kalista (Program Profesi Apoteker UI), serta Aisyah Nur Khasanah (Program Profesi Apoteker), mengusung karya berjudul “Empowering Rare Disease Awareness: A Creative Engagement and Storytelling Strategy through Renaya Figurines” dan sukses menyabet juara 2.

RareAware merupakan platform digital berbasis Artificial Intelligence (AI) yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat maupun tenaga kesehatan sekaligus memperkuat dukungan bagi komunitas penyakit langka di Indonesia.

Platform ini menghadirkan berbagai fitur terintegrasi dalam satu website, mulai dari teknologi analisis gejala visual berbasis AI, peta rujukan rumah sakit yang dapat menangani penyakit langka, komunitas pasien penyakit langka, portal crowdfunding, hingga informasi kampanye RareAware.

Baca juga: Mahasiswa UI raih penghargaan pada Forum Farmasi se-Asia Pasifik

Tidak hanya untuk pasien, RareAware juga ditujukan bagi tenaga kesehatan melalui fitur database case report penyakit langka, webinar edukasi bersama dokter spesialis, serta mekanisme pooled procurement untuk pengadaan obat penyakit langka.

Dengan ekosistem ini, RareAware menjadi jembatan yang menghubungkan pasien, tenaga medis, industri farmasi, NGO, hingga pembuat kebijakan kesehatan.

Semua terkoneksi dalam satu platform yang bertujuan mempercepat akses, memperluas dukungan, dan menghadirkan harapan baru bagi mereka yang hidup dengan penyakit langka.

Sementara itu, Renaya karya tim Rare Hero merupakan inovasi kreatif berupa blind-box figurine yang mengusung misi edukasi dan advokasi untuk meningkatkan kesadaran terhadap penyakit langka, khususnya atypical Hemolytic Uremic Syndrome (aHUS).

Terinspirasi dari kata renal dan anaya (perlindungan), Renaya digambarkan sebagai malaikat kecil yang membawa semangat, harapan, dan kisah nyata pasien aHUS.

Keunikan Renaya terletak pada kombinasi visual yang menarik dengan makna edukatif, di mana setiap figurine dilengkapi dengan kode QR berisi informasi penyakit dan cerita nyata pasien, serta hasil penjualannya turut memberikan kontribusi donasi.

Dengan pendekatan ini, Renaya bukan hanya sekadar koleksi figurine, melainkan simbol kesadaran publik terhadap penyakit langka yang menyentuh sisi emosional sekaligus informatif.

Proyek ini menjadi sarana kreatif untuk mengubah perspektif masyarakat mengenai kata rare—dari sekadar “barang langka” menjadi kesadaran tentang rare disease—serta menjembatani suara pasien, mengatasi miskonsepsi publik, dan mendorong kolaborasi lintas sektor untuk membangun ekosistem kesadaran dan dukungan yang lebih kuat.

Keberhasilan kedua tim ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi sivitas akademika UI, tetapi juga membuktikan kapasitas mahasiswa dalam menghadirkan ide-ide segar dan berdampak nyata bagi kesehatan masyarakat.

Baca juga: Mahasiswa UI raih Best Position Paper di PIMUN 2024

Dengan mengusung konsep inovatif, mereka berupaya menjawab tantangan besar terkait penyakit langka yang kerap terabaikan.

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |