Gelombang panas ekstrem, urgensi tindakan tangani isu iklim (Bagian 1)

2 months ago 26

London (ANTARA) - Selama beberapa pekan terakhir, gelombang panas telah melanda beberapa wilayah di Belahan Bumi Utara, termasuk beberapa area di Amerika Utara, Eropa, dan Asia timur.

Ketika Belahan Bumi Utara mengalami musim panas dengan suhu yang belum pernah tercatat sebelumnya, para ahli memperingatkan bahwa peristiwa ekstrem ini bukanlah anomali yang hanya terjadi sekali saja, melainkan bukti nyata dari perubahan iklim yang semakin cepat.

Dari Eropa hingga Amerika Utara dan Asia, dampaknya membebani masyarakat, ekonomi, dan ekosistem, sehingga mendorong seruan mendesak untuk segera melakukan adaptasi dan mitigasi jangka panjang.

Pemicu suhu hangat ekstrem

"Ini adalah peristiwa yang terpisah-pisah, bukan satu peristiwa gelombang panas yang melanda Belahan Bumi Utara," kata Julien Nicolas, ilmuwan senior di Copernicus Climate Change Service. "Wilayah yang terdampak sering kali dipisahkan oleh area dengan kondisi yang lebih dingin dari rata-rata."

Dua orang turis menyejukkan diri di Fontana del Pantheon di Roma, Italia, pada 27 Juni 2025. Kementerian Kesehatan Italia telah mengeluarkan peringatan suhu panas merah berturut-turut untuk puluhan kota besar di seluruh negeri, dimulai pada 27 Juni dan berlanjut hingga akhir pekan. (Xinhua/Li Jing)

Meskipun terpisah secara geografis, peristiwa-peristiwa ini memiliki penyebab yang sama, yaitu perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia. Para ilmuwan sepakat bahwa peningkatan emisi gas rumah kaca yang terus-menerus terjadi sejak Revolusi Industri adalah penyebab utama gelombang panas intens tahun ini.

Tren kenaikan suhu yang konsisten, yang sebagian besar berhubungan dengan gas rumah kaca antropogenik, telah menyebabkan suhu permukaan laut mencapai rekor tertinggi, membuat lapisan atmosfer bawah semakin hangat, kata juru bicara Badan Meteorologi Jerman Andreas Walter kepada Xinhua.

Gelombang panas sering kali dipicu dan ditopang oleh sistem tekanan tinggi yang tidak bergerak, yang terkadang disebut sebagai "kubah panas". Sistem ini menjebak udara panas di dekat permukaan dan menghalangi pembentukan awan pendingin dan curah hujan, yang menyebabkan periode panas ekstrem berkepanjangan, jelas Nicolas.

Di Inggris, zona tekanan tinggi yang persisten menyebabkan terbentuknya tanah kering dan naiknya suhu permukaan, meningkatkan dampak gelombang panas.

Seorang pria melompat ke kolam Hampstead Heath di London, Inggris, pada 20 Juni 2025. Inggris mencatat hari terpanas tahun ini pada hari Kamis saat peringatan kesehatan suhu panas dikeluarkan di seluruh Inggris. (Xinhua)

Faktor lain yang turut berkontribusi adalah transisi dari El Nino ke La Nina, yang dapat melemahkan monsun Afrika Barat dan menggeser udara tropis yang panas ke arah utara menuju Eropa. Proses ini mendukung persistensi sistem tekanan tinggi serta memperpanjang periode udara panas dan kondisi kekeringan.

Di Amerika Serikat, gelombang panas adalah bentuk cuaca ekstrem yang paling mematikan. Gelombang saat ini cukup mengkhawatirkan, karena menandai yang pertama pada musim ini tetapi membawa suhu yang lebih umum didapati pada pertengahan musim panas, bukan bulan Juni.

Memengaruhi sekitar 150 juta orang dari Wisconsin hingga Washington DC, peristiwa ini memiliki semua ciri khas dari perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

Pada saat yang sama, Eropa sedang dilanda suhu yang sama panasnya, yang juga diperparah oleh pemanasan global. Di Slovenia, rata-rata suhu meningkat sekitar 2 derajat Celsius sejak 1961, dua kali lipat dari rata-rata global dan menyebabkan gelombang panas yang lebih sering terjadi dan lebih parah.

Aemet, badan cuaca nasional Spanyol, telah mengeluarkan peringatan khusus, memperkirakan suhu tertinggi akan mencapai hingga 42 derajat Celsius di wilayah selatan negara itu dalam beberapa hari mendatang.

Di negara tetangganya Portugal, sekitar dua pertiga wilayah negara tersebut diperkirakan berada dalam kondisi siaga tinggi pada Minggu (29/6) karena suhu ekstrem dan risiko kebakaran hutan. Suhu di Lisbon berpotensi mencapai 42 derajat Celsius.

Di Italia, di mana kota-kota seperti Naples dan Palermo bersiap-siap menghadapi suhu 39 derajat Celsius, wilayah Sisilia dan Liguria telah memberlakukan larangan bekerja di luar ruangan pada periode terpanas setiap harinya.

Orang-orang mendinginkan diri saat gelombang panas melanda sebuah kanal di Lahore, Pakistan, pada 20 Juni 2025. Suhu mencapai lebih dari 40 derajat Celsius di banyak kota di Pakistan. (Xinhua/Sajjad)

Menurut Organisasi Meteorologi Dunia, Asia mengalami pemanasan dengan skala hampir dua kali lipat dari rata-rata global. Pemanasan yang cepat ini memicu serangkaian gelombang panas yang memecahkan rekor dan datang lebih awal pada 2025.

Sebelumnya pada bulan ini, ibu kota India, New Delhi, yang dihuni lebih dari 30 juta orang, dilanda gelombang panas ekstrem, memicu Departemen Meteorologi India untuk mengeluarkan peringatan merah. Suhu di beberapa area melonjak hingga 41-45 derajat Celsius, melebihi rata-rata jangka panjang hingga 3-4 derajat.

Sementara itu, di wilayah Punjab, Pakistan, suhu telah mencapai 50 derajat Celsius, tingkat yang dianggap "mendekati ambang batas kelangsungan hidup."

(Bersambung ke Bagian 2)

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |