Gejala umum yang berlangsung lama bisa jadi menandakan risiko kanker

1 month ago 14

Jakarta (ANTARA) - Gejala umum seperti sakit tenggorokan pada musim flu biasanya tidak berbahaya, tetapi kalau berlangsung lama ada kemungkinan mengindikasikan masalah kesehatan yang lebih serius.

Sebagaimana dikutip dalam siaran Medical Daily pada Selasa (8/4), ahli onkologi radiasi di Proton Therapy Centre Dr. Jiri Kubes menekankan pentingnya memeriksakan kesehatan jika mengalami gejala sakit yang tidak kunjung hilang, terutama sakit tenggorokan yang berlangsung lebih dari tiga minggu.

Ia mengingatkan bahwa sakit tenggorokan yang berlangsung lama bisa jadi merupakan tanda awal kanker amandel, salah satu jenis kanker tenggorokan.

"Sakit tenggorokan sangat umum dan bisa disebabkan oleh sejumlah penyakit, tetapi jika sakit tenggorokan Anda berlangsung lama dan tidak kunjung membaik atau malah bertambah parah, dokter akan dapat memeriksa Anda dan merujuk Anda untuk menjalani tes lebih lanjut jika perlu," kata Dr. Kubes.

Suara serak yang berlangsung lebih dari tiga minggu merupakan salah satu tanda kanker laring yang paling umum.

Gejala lainnya meliputi batuk terus-menerus, kesulitan menelan, nyeri telinga, benjolan di tenggorokan, sakit tenggorokan terus-menerus, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.

Jadi, sebaiknya segera periksa ke dokter kalau mengalami gejala-gejala semacam itu dalam waktu lama.

Baca juga: Dokter paparkan faktor-faktor penyebab kanker laring

Baca juga: Kanker pita suara sebagian besar terjadi pada perokok

Kanker tenggorokan, terutama di laring, dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko, yang sebagian besar berkaitan dengan pilihan gaya hidup dan paparan lingkungan.

Merokok serta mengonsumsi alkohol dan makanan yang mengandung banyak daging dan lemak olahan dapat meningkatkan risiko terserang kanker tenggorokan.

Selain itu, faktor usia dan jenis kelamin juga berpengaruh pada risiko kanker tenggorokan.

Mereka yang berusia di atas 40 tahun menghadapi risiko yang lebih tinggi, dan pria lebih mungkin mengalami jenis kanker ini daripada perempuan.

Faktor risiko lainnya meliputi paparan zat beracun dari proses industri, riwayat kanker dalam keluarga, sistem kekebalan tubuh yang melemah, serta penyakit refluks gastroesofageal dan displasia laring.

Baca juga: Hati-hati, tato berpeluang meningkatkan risiko kanker

Baca juga: Makan camilan sehat bantu minimalkan risiko kanker usus

Penerjemah: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |