Jakarta (ANTARA) - Direktur Film, Musik, dan Seni Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan Syaifullah mengatakan bahwa Festival Lakon Nusantara atau Lakontara digelar untuk mengangkat seni teater.
"Lakon Nusantara ini inisiasi kita untuk mengangkat kembali teater sebagai seni untuk ber-storytelling," kata Syaifullah pada acara penghargaan Festival Lakontara di Jakarta, Rabu.
"Kita pilih teater karena sudah mulai turun, lalu kita tambah teater musikal karena sedang digemari saat ini," katanya.
Ia mengatakan bahwa Indonesia memiliki banyak cerita lokal yang bisa ditampilkan dalam teater.
Seni teater, menurut dia, bisa menjadi sarana untuk mementaskan cerita-cerita lokal sekaligus meningkatkan pengetahuan kaum muda mengenai kekayaan budaya Nusantara.
Ia menyampaikan bahwa Festival Lakon Nusantara merupakan upaya untuk melestarikan kebudayaan serta memberdayakan para pelaku seni dan budaya.
"Jadi kita melestarikan budaya sekaligus menjadi salah satu sumber penerimaan, menyejahterakan pelaku seni dan budaya, sehingga dia bisa berkesenian dengan berkelanjutan," katanya.
Festival Lakon Nusantara mencakup program inkubasi bagi komunitas seni pertunjukan terpilih dari DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan sekitarnya.
Selama program inkubasi, para pelaku seni pertunjukan terpilih mendapat pelatihan dan pembekalan dari para pakar.
Festival Lakon Nusantara rencananya dilaksanakan lagi tahun depan dengan jangkauan yang lebih luas.
"Akan kita adakan lagi, kita akan lebih beri kesempatan untuk sanggar-sanggar di kota lain seperti Jawa atau seluruh Indonesia agar bisa ada kelompok yang bisa kita dorong untuk go internasional," kata Syaifullah.
Dalam acara penghargaan Festival Lakontara 2025, Teater Wani dari Sumedang mendapat penghargaan sebagai kelompok teater dengan naskah bervisi, kelompok teater dengan musik bervisi, teater dengan para pelakon bervisi, dan kelompok teater bervisi.
Penghargaan untuk kelompok teater dengan artistik bervisi dan kelompok teater dengan kostum dan tata rias lakon bervisi diraih oleh Khatulistiwa Art Company, sementara Artery Performa mendapat penghargaan kategori kelompok teater dengan penata tari bervisi.
Baca juga: Teater Koma petaskan lakon "Mencari Semar"
Baca juga: Wamenekraf ingin gali potensi industri seni pertunjukan Indonesia
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































