Serang (ANTARA) - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa peresmian monumen penanda masuknya Cornelis de Houtman ke Banten justru menjadi bukti bahwa daerah setempat telah memiliki peradaban yang maju dan modern, jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa.
"Kita melihat di Banten ini sudah ada peradaban yang cukup maju ditandai dengan sejumlah bangunan yang menjadi cagar budaya," katanya saat meresmikan monumen di kawasan Banten Lama, Kota Serang, Provinsi Banten, Minggu.
Ia mengatakan berbagai infrastruktur penting telah berdiri kokoh saat de Houtman tiba pada akhir abad ke-16.
"Masjid Banten Lama sudah berdiri jauh sebelum Cornelis de Houtman datang, dari tahun 1527, kemudian Keraton Surosowan juga sudah berdiri, dan juga benteng yang zigzag itu sudah ada atau sudah berdiri," katanya.
Baca juga: BPK Wilayah XX pemeliharaan dua cagar budaya di Maluku Tengah
Menurut dia, peresmian monumen ini merupakan bagian dari upaya besar untuk melakukan rekonstruksi sejarah dan menunjukkan posisi Banten sebagai pelabuhan niaga internasional yang penting pada masanya, tempat terjadinya akulturasi budaya yang dinamis.
Ia juga menyoroti temuan para ahli sejarah bahwa kantor pertama perusahaan multinasional Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) didirikan di Banten pada 1603, sebelum akhirnya dipindahkan ke Batavia.
"Jadi kita menandai ini dalam rangka bahwa Banten ini pelabuhan besar perdagangan ketika itu," katanya.
Ia juga ke depan mendorong agar sejarah besar Banten tidak hanya ditandai dengan monumen, tetapi juga dihidupkan kembali melalui pemugaran.
Ia secara khusus menyebut keinginannya untuk memugar kembali Keraton Surosowan dan Kaibon.
"Bayangan saya, harus pugar kembali Keraton Surosowan, Kaibon. Jadi tidak dibiarkan begitu dan itu harus diaktivasi menjadi pusat-pusat budaya, pusat sejarah," ujarnya.
Dengan aktivasi tersebut, Fadli Zon berharap, situs Banten Lama dapat diviralkan sebagai destinasi utama wisata budaya dan edukasi, baik bagi wisatawan domestik maupun internasional.
"Ini juga menghidupkan wisata budaya yang ada di Banten," katanya.
Baca juga: Benteng Martello diperkenalkan di Jaringan Kota Pusaka Indonesia
Baca juga: Balai Pelestarian Kebudayaan Maluku upayakan lindungi Benteng Nassau
Baca juga: Bupati Bangka Selatan ajak warga ikut lestarikan cagar budaya
Pewarta: Desi Purnama Sari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































