Jakarta (ANTARA) - PT Elnusa Tbk (Elnusa), dengan kode saham emiten ELSA, anak usaha PT Pertamina Hulu Energi, yang tergabung dalam Subholding Upstream PT Pertamina (Persero), mencatatkan kinerja saham, yang solid dalam lima tahun terakhir.
Direktur Keuangan Elnusa Stanley Iriawan menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan pasar terhadap ELSA.
"Kinerja saham yang positif dalam lima tahun terakhir ini mencerminkan respons pasar yang baik atas strategi pertumbuhan dan penguatan fundamental perusahaan," ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, Elnusa terus berupaya menjaga struktur permodalan yang sehat, mengoptimalkan kinerja operasional, dan mengelola risiko secara bertanggung jawab untuk mempertahankan kepercayaan investor.
Stanley melanjutkan periode 2021 hingga Juli 2025, menjadi momentum penting bagi ELSA, dengan tren pertumbuhan harga saham dan kapitalisasi pasar yang konsisten, meski berada di tengah dinamika pasar modal yang fluktuatif.
Pada akhir 2021, saham ELSA ditutup di level Rp276 per lembar, jauh di bawah harga saat IPO pada 2008 sebesar Rp400 setelah bertahun-tahun berada pada posisi undervalue.
Memasuki 2022, tren positif mulai terbentuk dengan kenaikan harga menjadi Rp312 atau tumbuh 13 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Kinerja ini berlanjut pada 2023, dengan harga saham naik menjadi Rp388 atau tumbuh 24 persen, diikuti kenaikan kapitalisasi pasar dari Rp2,28 triliun menjadi Rp2,83 triliun.
Tahun 2024 menjadi salah satu momen penting, yang mana harga saham ELSA sempat menyentuh level tertinggi di Rp545 pada Juni 2024, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp3,46 triliun.
Tren positif ini berlanjut pada 2025, yang mana pada Juli 2025, harga saham kembali mencatatkan rekor baru di Rp550 per lembar, harga tertinggi dalam delapan tahun terakhir.
"Kami memahami bahwa pasar modal sangat dinamis. Oleh karena itu, keberhasilan mempertahankan tren positif ini adalah hasil kerja sama seluruh tim di Elnusa dalam menjaga disiplin eksekusi strategi bisnis, efisiensi, serta inovasi layanan. Ke depan, kami akan terus fokus memperkuat daya saing dan menciptakan nilai tambah berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemegang saham," sebut Stanley.
Selain itu, Elnusa secara konsisten meningkatkan sinergi di lingkungan BUMN untuk memperluas peluang bisnis, memperkuat kerja sama strategis, dan menciptakan efisiensi dalam rantai pasok.
Perseroan juga mengoptimalkan belanja modal (capex) untuk mendukung visi dan misi sebagai service company di sektor energi, baik di lingkungan Pertamina maupun di luar Pertamina.
Dari sisi pendanaan, menurut Stanley, Elnusa memperoleh dukungan permodalan yang semakin kuat dari sektor perbankan, mencerminkan tingkat kepercayaan lembaga keuangan terhadap kinerja, dan prospek bisnis perusahaan.
Di sisi lain, Elnusa juga terus melakukan penguatan sistem digitalisasi sejalan dengan perkembangan teknologi, demi meningkatkan efisiensi operasional, akurasi data, dan kualitas layanan bagi pelanggan.
Pencapaian ini mencerminkan optimisme pasar terhadap kinerja Elnusa yang terus bertumbuh secara berkelanjutan, berkat strategi bisnis yang adaptif, manajemen risiko yang prudent, serta eksekusi operasional yang solid.
Konsistensi ini menjadikan saham ELSA tetap menarik di mata investor, sekaligus memperkuat posisi perseroan sebagai emiten jasa energi terintegrasi yang memiliki prospek jangka panjang.
Baca juga: Elnusa alokasikan belanja modal Rp594 miliar pada 2025
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.