Jakarta (ANTARA) - Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky menyampaikan perbaikan iklim bisnis, deregulasi hingga reformasi struktural merupakan solusi untuk mengatasi tantangan ekonomi pada 2026.
“Ada tiga solusi, yaitu meningkatkan business climate (iklim bisnis), deregulasi, dan structural reform atau reformasi struktural,” ujar Teuku Riefky dalam ANTARA Business Forum di Jakarta, Rabu.
Ketiga solusi tersebut diyakini oleh Riefky dapat mengatasi tantangan ekonomi 2026 yang meliputi penurunan daya beli, perlunya peningkatan lapangan pekerjaan, serta investasi yang tidak efisien.
Riefky memaparkan penyebab dari penurunan daya beli adalah melesatnya pertumbuhan lapangan pekerjaan di sektor informal dalam kurun waktu 2019–2024.
Pada periode tersebut, tercipta lapangan kerja informal untuk 11,88 juta orang, sedangkan penciptaan lapangan kerja formal pada periode tersebut menampung 4,01 juta orang.
“Pada 4–5 tahun terakhir, yang tumbuh adalah lapangan kerja informal. Ini kemudian yang berkontribusi terhadap daya beli masyarakat terus menurun,” kata Riefky.
Oleh karena itu, Riefky menyampaikan perlunya perbaikan iklim bisnis dan deregulasi untuk mendorong investasi yang menciptakan lapangan kerja formal.
Lebih lanjut, dibutuhkan pula reformasi struktural untuk mendatangkan investasi yang mendorong alih pengetahuan (knowledge transfer) dan alih teknologi (technology transfer) untuk meningkatkan produktivitas masyarakat Indonesia.
“Ini tidak bisa terjadi kalau regulasinya masih kompleks, serta kemudian mendorong reformasi struktural,” ucapnya.
Ia meyakini kondisi perekonomian Indonesia pada 2026 akan sangat dipengaruhi oleh seberapa sukses pemerintah melakukan reformasi struktural.
ANTARA Business Forum 2025 atau ABF 2025 yang diselenggarakan oleh Perum LKBN ANTARA di Jakarta, Rabu menjadi ruang untuk membahas arah kebijakan dan strategi pertumbuhan ekonomi menuju tahun 2026.
ANTARA Business Forum 2025 mengusung tema “Outlook 2026: Driving Indonesia’s Sustainable Growth”, untuk membahas peluang, tantangan, dan langkah kolaboratif lintas sektor dalam mendukung target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,4 persen pada tahun 2026.
Penyelenggaraan ABF 2025 mendapat dukungan penuh dari tiga BUMN strategis yakni PT PLN (Persero), MIND ID, PT Antam Tbk dan Bank BJB.
Baca juga: Ekonom proyeksi ekonomi RI membaik usai lewati titik terendah pada Q3
Baca juga: Ekonom: 3 variabel kunci pemerintahan Prabowo jadi fondasi ekonomi RI
Baca juga: Ekonom: RI perlu perbaiki sisi suplai guna pacu pertumbuhan ekonomi
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































