East Ventures: Ekonomi digital wilayah 3T Indonesia catat pertumbuhan

3 months ago 28
Hal yang menggembirakan adalah sejumlah provinsi dari wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) kini menunjukkan tren peningkatan

Jakarta (ANTARA) - Perusahaan venture capital dan investasi startup di Asia Tenggara, East Ventures mengungkapkan adanya tren pertumbuhan ekonomi digital yang menjanjikan di sejumlah wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di Indonesia.

Hal itu diungkapkan dalam laporan East Ventures-Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2025 bertajuk "Mendorong Inovasi dan Kecerdasan Buatan untuk Meningkatkan Daya Saing Digital Indonesia" yang menyajikan data daya saing digital di 38 provinsi dan 157 kota/kabupaten di Indonesia.

"Laporan tahun ini menunjukkan peningkatan yang konsisten dan menegaskan pertumbuhan berkelanjutan dari ekonomi digital Indonesia. Hal yang menggembirakan adalah sejumlah provinsi dari wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) kini menunjukkan tren peningkatan yang menjanjikan," kata Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca di Jakarta, Selasa.

Laporan dari 2020 hingga 2025 menunjukkan peningkatan daya saing digital antarprovinsi yang konsisten, sebagaimana tercermin dari skor EV-DCI sebesar 38,8 pada 2025 atau meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 38,1 pada 2024, 37,8 pada 2023, dan 35,2 pada 2022.

Baca juga: Demografi UMKM: kunci revolusi industri digital

Dalam laporan tahun ini , ​​​​​​Willson mengungkapkan peningkatan paling signifikan adalah meningkatnya persentase pekerja yang menggunakan internet dan perluasan jangkauan 3G dan 4G di desa-desa.

"Kesenjangan digital antardaerah juga terus menyempit, mencerminkan kemajuan yang stabil menuju pemerataan digital regional yang semakin baik," kata Willson.

Sepuluh provinsi teratas dengan skor indeks tertinggi masih didominasi di Pulau Jawa, di antaranya DKI Jakarta dan Jawa Barat secara konsisten menempati peringkat pertama dan kedua selama lima tahun terakhir.

Secara berurutan, 10 provinsi teratas diantaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Bali, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara.

Laporan ini juga menyoroti perbaikan skor di 34 provinsi, termasuk Papua yang mencatat peningkatan paling signifikan dalam skor EV-DCI atau naik 14 peringkat dari peringkat 34 ke-20.

"Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat di kawasan tersebut, yang mencapai 7,8 persen year on year (yoy) pada tahun 2024, melampaui angka pertumbuhan nasional sebesar 5,0 persen (yoy)," ujar Wilson.

Kemudian, selisih skor EV-DCI 2025 antara provinsi tertinggi (DKI Jakarta sebesar 78,4) dan terendah (Papua Pegunungan sebesar 21,6) adalah 56,9, atau lebih kecil dari tahun sebelumnya yakni sebesar 60,4.

Rata-rata peningkatan skor pada kelompok provinsi peringkat 11 sampai 38 lebih tinggi dibandingkan kelompok peringkat 1 sampai 10.

"Hal ini menunjukkan bahwa provinsi-provinsi yang sebelumnya tertinggal mulai mengejar capaian digital provinsi unggulan, memperkuat arah pembangunan ekonomi digital yang lebih inklusif dan merata secara nasional," ujar Wilson.

Willson menyampaikan tujuan East Ventures tetap sama sejak laporan ini pertama diinisiasi lima tahun lalu, yaitu menyajikan wawasan dan analisis mendalam mengenai dampak perkembangan ekonomi digital, serta mendorong pemerataan peluang ekonomi digital yang inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia.

"Laporan tahun ini menunjukkan peningkatan yang konsisten dan menegaskan pertumbuhan berkelanjutan dari ekonomi digital Indonesia," ujar Wilson.

Baca juga: BI catat volume transaksi QRIS melonjak 154,86 persen pada April 2025

Baca juga: BI: Transaksi ekonomi dan keuangan digital Februari 2025 tetap tumbuh

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |