Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Dua sekolah negeri di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur yang terdampak banjir terpaksa memberlakukan metode pembelajaran daring, agar kegiatan belajar mengajar antara siswa dan guru tetap berjalan normal.
"Ya, solusinya harus begitu karena kondisi sekolah terendam air dan akses menuju sekolah juga tergenang cukup dalam," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung Puspita Rahadi di Tulungagung, Sabtu.
Dua sekolah dimaksud adalah SDN Besole di Kecamatan Besuki dan SMPN 3 Tulungagung.
"Kondisi geografis kedua sekolah yang berada lebih rendah dari badan jalan menyebabkan air mudah menggenangi area sekolah saat hujan turun deras," lanjut Puspita.
Baca juga: BNPB: 1.300 KK terdampak banjir dan longsor tiga kabupaten di Jabar
Menurut Puspita, penanganan jangka pendek dilakukan melalui pengurukan di area terdampak untuk meminimalkan genangan saat hujan.
SMPN 3 Tulungagung yang berlokasi di kawasan perkotaan disebut telah menjadi langganan banjir. Biasanya air cepat surut, namun curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir membuat genangan bertahan lebih lama.
Sementara itu, kondisi di SDN Besole dinilai lebih parah karena banjir bandang dari wilayah Kecamatan Tanggunggunung membawa serta lumpur yang memasuki ruang kelas dan kantor.
Baca juga: Pembangunan tanggul mitigasi rob di Muara Angke ditargetkan enam bulan
"Untuk sementara, seluruh kegiatan belajar mengajar di dua sekolah tersebut dilakukan secara daring sejak Rabu (14/5)," jelas Puspita.
Pihaknya masih terus memantau perkembangan cuaca sebelum memutuskan kapan kegiatan belajar tatap muka dapat kembali dilaksanakan.
"Kami berharap cuaca segera membaik agar aktivitas pendidikan di dua sekolah itu bisa normal kembali," pungkasnya.
Baca juga: Puluhan rumah warga Pluit dibongkar untuk tanggul mitigasi rob
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025