Depok (ANTARA) - Pusat Pengurangan Risiko Bencana atau Disaster RIsk Reduction Center Universitas Indonesia (DRRC UI) meluncurkan Buku Perencanaan Kontinjensi Bagi Pekerja Migran Indonesia di Sektor Minyak dan Gas Bumi (MIGAS) di Aljazair dan Irak.
Buku yang ditulis oleh Dr Imam Santoso, Prof Dra Fatma Lestari, dan Judha Nugraha menjadi bekal penting bagi mereka yang akan bekerja di luar negeri khususnya dalam bidang perminyakan dan gas bumi.
Direktur Pusat Pengurangan Risiko Bencana atau Disaster Risk Reduction Center (DRRC) UI, Prof Dra Fatma Lestari, dalam keterangannya, Sabtu mengatakan buku tersebut mengungkapkan besar harapan buku tersebut dapat bermanfaat dan menjadi referensi.
Sehingga pekerja migran Indonesia bisa lebih memahami berbagai risiko yang mungkin dihadapi.
Dengan telah diluncurkannya buku Perencanaan Kontinjensi Bagi Pekerja Migran Indonesia di Sektor Minyak dan Gas Bumi (MIGAS) dengan mengambil kasus tadi atau praktik terbaik di Aljazair dan Irak.
"Saya berharap ke depannya buku ini mudah-mudahan dapat bermanfaat sebagai referensi, acuan, dan juga pembelajaran leason learn yang bisa diambil dari contoh-contoh best practice yang sudah ada di dalam buku ini," katanya.
Sehingga pekerja kita bisa bekerja sehat secara selamat kemudian juga terhindar dari dampak negatif risiko-risiko tersebut serta dapat mengantisipasinya dan memitigasinya.
"Semoga kita bisa terus berkolaborasi dan buku ini bisa bermanfaat untuk semua pihak," ungkap Prof. Fatma Lestari.
Salah satu hal yang menjadi daya tarik dari penulisan buku Perencanaan Kontinjensi Bagi Pekerja Migran Indonesia di Sektor Minyak dan Gas Bumi (MIGAS) yaitu ditulis oleh mereka yang berpengalaman langsung di dua negara yakni Aljazair dan Irak.
Dalam kesempatan yang sama, Dr Imam Santoso menyampaikan pada peluncurannya ini buku tersebut hanya dicetak sebanyak dua puluh eksemplar.
Adapun dari masyarakat, mahasiswa, maupun korporasi yang ingin mendapatkannya bisa dari laman situs DRRC UI.
Sementara untuk mendapatkan pelatihan dapat langsung menghubungi Universitas Indonesia dalam hal ini melalui DRRC UI.
“Saya 35 tahun bekerja di MIGAS, baik di dalam maupun di luar negeri. Terus kemudian tiga tahun sebelum pensiun, saya di Pertamina mengurus pekerja di luar negeri. Di situ banyak pengalaman praktis, tapi belum ada yang tertulis dan dapat dilihat oleh publik," katanya.
Baca juga: Mukomuko susun dokumen rencana kontinjensi gempa-tsunami
Dengan adanya buku ini harapannya masyarakat umum, perusahaan nasional maupun go internasional dia punya semacam pedoman atau rujukan awal.
Walaupun pedoman lebih lanjut membutuhkan bimbingan atau petunjuk lebih lanjut. Kalau untuk masyarakat umum bisa melihat e-book dan tidak dicetak, kalau untuk korporat lewat Universitas Indonesia dalam hal ini DRRC UI.
Dr Imam mengatakan bahwa DRRC UI telah bekerja sama Pertamina untuk melakukan pelatihan dalam bentuk modul ataupun melakukan pelatihan emergency respon.
Pelaksanaannya sendiri dilakukan oleh DRRC UI dengan perusahaan-perusahaan industri terkait.
Program pelatihan yang baru diawali dengan perkenalan atau induction.
Setelah induction perlu dilakukan refreshment setiap tahun yang pelaksanaannya tergantung perusahaan tersebut.
Baca juga: BNPB-Pemda Bali mutakhirkan rencana kontinjensi jelang GPDRR 2022
Baca juga: Basarnas rancang prosedur cegah miskoordinasi operasi di perairan Jawa
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025