"Drone" dukung sistem darurat medis di China

1 day ago 3

Beijing (ANTARA) - China bergerak cepat mengintegrasikan teknologi drone ke dalam sistem tanggap darurat medisnya, dengan terobosan di berbagai kota yang menunjukkan peningkatan efisiensi dalam logistik perawatan kritis.

Kota Tianjin di China utara meluncurkan rute drone medis pertamanya pada akhir Mei, yang ditandai dengan keberhasilan uji terbang simulasi pengiriman pasokan darah darurat. Penerbangan itu menghubungkan sebuah bank darah di Kawasan Baru Binhai dan Rumah Sakit Kanker Universitas Kedokteran Tianjin (Tianjin Medical University Cancer Hospital) cabang Binhai.

"Rute drone ini menciptakan jalur pasokan darah darurat untuk pasien dalam kondisi kritis," kata Shen Jun, wakil presiden rumah sakit tersebut.

Dengan membawa muatan seberat 5 kg, drone tersebut dilengkapi dengan kotak medis dengan suhu terkontrol, yang memungkinkan pemantauan suhu, lokasi, dan status penerbangan secara waktu nyata (real-time). Pengiriman langsung dari titik ke titik tersebut menghindari keterlambatan akibat kemacetan lalu lintas jalan sehingga menghemat waktu berharga untuk perawatan darurat.

Di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi ketinggian rendah (low-altitude economy) di China, layanan medis ketinggian rendah sebagai sektor khusus, sedang memperluas penerapannya, mendorong transformasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam perawatan kesehatan.

Pada November 2024, Administrasi Jaminan Perawatan Kesehatan Nasional (National Healthcare Security Administration/NHSA) China menambahkan "transportasi medis udara" ke dalam katalog harga layanan medis nasional, yang mengamanatkan penetapan harga standar di seluruh daerah tingkat provinsi di negara tersebut paling lambat akhir Mei tahun ini.

Para penyedia asuransi kesehatan komersial juga didorong untuk menjajaki cakupan layanan-layanan tersebut. Pedoman itu telah mempercepat adopsi pesawat terbang ketinggian rendah dalam aplikasi medis.

Didukung oleh kemajuan teknologi dan kebijakan, sejumlah provinsi di China seperti Zhejiang, Guangdong, dan Fujian aktif mengeksplorasi penerapan drone dalam sistem layanan medis mereka, termasuk untuk mengangkut sampel pengujian, darah, pasokan darurat, dan obat-obatan, yang sangat penting untuk menghemat waktu perawatan kritis.

Di Kota Zigong, Provinsi Sichuan, China barat daya, drone menjadi bagian rutin dari layanan medis.

Menurut Komisi Kesehatan Kota Zigong, kota tersebut membuka 25 rute ketinggian rendah yang menghubungkan 28 lokasi untuk transportasi medis. Hingga 27 Mei, drone telah menyelesaikan 5.270 penerbangan untuk keperluan medis.

Drone tersebut merupakan model otomatis yang dikendalikan melalui teknologi awan (cloud) dan dibuat untuk operasi perkotaan. Dengan kecepatan 72 km per jam dan jangkauan 18 km, drone tersebut beroperasi 70 persen hingga 80 persen lebih cepat daripada transportasi darat.

"Biasanya, dibutuhkan waktu setidaknya 30 hingga 40 menit dari rumah sakit cabang Bancang ke kantor pusat dengan transportasi darat. Drone memangkas waktu ini menjadi 11 menit," ujar Huang Yuting, manajer transportasi di Rumah Sakit Rakyat Pertama Zigong mengacu pada kasus di mana drone mengirimkan obat untuk penggunaan darurat pada Agustus lalu.

Presiden Rumah Sakit Kanker Universitas Kedokteran Tianjin Hao Jihui mengatakan sistem transportasi ketinggian rendah mendobrak batasan geografis, meningkatkan respons darurat, dan secara signifikan meningkatkan efisiensi sumber daya medis dengan memangkas biaya dan waktu transportasi.

"Kami akan memperluas penerapan drone untuk meningkatkan alokasi sumber daya medis lintas daerah dan memenuhi permintaan layanan kesehatan multilevel," ujar Hao.

Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |