Mataram (ANTARA) - Ketua Komisi II Bidang Perekonomian DPRD Nusa Tenggara Barat, Lalu Pelita Putra meminta agar penyusunan standar operasional prosedur (SOP) pendakian Gunung Rinjani yang tengah dirancang pemerintah tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan tak melupakan kearifan lokal.
"Prinsipnya, kami mendukung langkah penataan pendakian ke Rinjani, termasuk SOP yang dibuat. Tapi enggak boleh menghilangkan kelestarian dan kearifan lokal yang selama ini ada di Gunung Rinjani," ujar Ketua Komisi II DPRD NTB Lalu Pelita Putra di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan terdapat beberapa nilai kearifan lokal yang mencerminkan dimensi nilai lokal di kawasan Rinjani, berdasarkan kisah latar belakang penamaan Gunung Rinjani oleh warga setempat.
Beberapa di antaranya itu, yakni bagaimana nilai kepatuhan dan kasih sayang pada orang tua tercermin dari kisah Dewi Anjani. Selanjutnya, tradisi "menyembe" dan hubungan "wetu telu" yang mencerminkan nilai kearifan lokal terkait hubungan manusia dengan alam dan sesama manusia.
Baca juga: NTB-BTNGR berlakukan SOP baru pendakian Rinjani mulai 11 Agustus 2025
"Ritual adat "menyembe", yang melibatkan memberikan tanda di dahi bagi orang-orang yang akan mendaki Gunung Rinjani, menunjukkan kesadaran akan keberadaan Rinjani," terang anggota DPRD NTB Dapil Kabupaten Lombok Tengah.
Oleh karena itu, menurutnya tradisi menekankan keseimbangan antara hubungan tuhan dengan manusia, manusia dengan sesama, dan manusia dengan lingkungan itu lah menjadi nilai-nilai kearifan lokal yang perlu diperhatikan pemerintah dalam membuat SOP pendakian Rinjani.
"Nilai-nilai ini mengakar pada kepercayaan dan tradisi masyarakat di sekitar kawasan Rinjani, sehingga ini lah yang perlu diramu dalam SOP baru pendakian Rinjani, bagaimana keterlibatan masyarakat," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB bersama BTNGR, mulai merumuskan SOP baru pendakian ke Gunung Rinjani selama masa penutupan pendakian yang berlangsung 1-10 Agustus 2025.
Kepala Dinas Pariwisata NTB Ahmad Nur Aulia mengatakan bahwa penggodokan SOP baru tengah dikoordinasikan dengan TNGR.
Baca juga: Balai TNGR ingatkan wisatawan patuhi SOP pendakian Gunung Rinjani
"Insya Allah SOP akan paralel dilaksanakan pasca-masa pemeliharaan jalur," ujarnya, Senin (28/7).
SOP baru tersebut meliputi pembenahan dan melakukan verifikasi serta validasi berbagai hal. SOP yang baru akan menetapkan standar untuk mengantisipasi insiden di jalur pendakian.
Dinas Pariwisata juga akan melakukan proses peningkatan keterampilan untuk 371 porter dan pemandu yang mencari nafkah di Gunung Rinjani. Berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata, pelatihan bagi pemandu itu akan dilaksanakan pada masa libur.
"Selama ini kan kita kesulitan mencari pemandu dan porter kalau masa musim ramai atau high season di Rinjani, karena semua pada bawa tamu," kata Aulia.
Dia mengatakan dari 661 porter dan pemandu di Gunung Rinjani, 371 orang di antaranya belum diberikan sertifikasi pemandu. Dari 371 orang itu, 50 pemandu telah diberikan sertifikasi selama masa pemeliharaan jalur di Gunung Rinjani.
Baca juga: Tragedi Rinjani, Kemenpar tegaskan pentingnya kepatuhan SOP pendakian
"Jadi masih ada tersisa sejumlah 321 orang dan 50 (orang) sudah kita berikan pelatihan. Sisanya di masa pemeliharaan itu kita gencarkan 1-10 Agustus," ujar Aulia.
Ia mengatakan dalam proses pemberian pelatihan kepada 371 pemandu Rinjani juga diberikan pengetahuan dasar terkait dengan penanganan kesehatan dasar dan keselamatan.
"Seluruh pemandu diberikan pemahaman tentang pelaksanaan penyelamatan secara dasar ketika terjadi insiden di Rinjani. Kita sudah minta SAR memberikan berbagai tambahan ilmu untuk pemandu soal rescue dasar," katanya.
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.