Makassar (ANTARA) - Komisi IX DPR RI bersama Badan Gizi Nasional (BGN) terus menyosialisasikan keunggulan program makan bergizi gratis (MGB) karena selain peningkatan asupan gizi bagi anak-anak juga sekaligus mendorong peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.
"Program MBG ini tentu ada pekerja dapur yang direkrut warga sekitar. Ini menciptakan lapangan pekerjaan baru dan menggerakkan rantai ekonomi lokal, dari petani, pedagang bahan makanan, hingga pelaku usaha kecil," papar Anggota Komisi IX DPR RI Ashabul Kahfi di Makasar, Sulawesi Selatan, Senin.
Ia menyampaikan dalam sosialisasi program MGB di Makassar, program ini tidak hanya berdampak pada peningkatan gizi anak-anak Indonesia, tetapi dapat membawa manfaat besar bagi perputaran ekonomi warga lokal.
Tujuan dari sosialisasi ini untuk memperkenalkan program MBG kepada masyarakat, serta menjelaskan dampak positifnya terhadap kualitas gizi anak, kesejahteraan ekonomi lokal, dan kesiapan Indonesia menghadapi bonus demografi.
Mengutip contoh dari Ethiopia, kata Kahfi, program ini serupa dan berhasil menurunkan angka kekurangan gizi dan meningkatkan angka kelulusan sekolah dalam 2–3 tahun setelah diterapkan.
Negara-negara maju seperti Jepang, Finlandia, dan Swedia telah sejak lama menerapkan program makan bergizi untuk anak sekolah sebagai bagian dari strategi jangka panjang pembangunan SDM.
"Kita menghadapi bonus demografi pada 2030–2040, di mana jumlah penduduk usia produktif akan sangat besar. Persiapan melalui peningkatan kualitas gizi generasi muda adalah kunci untuk memaksimalkan peluang ini," paparnya menambahkan.
Perwakilan Badan Gizi Nasional Mochamad Halim pada kesempatan itu memaparkan, sejumlah peran serta tugas-tugas dari BGN dalam penerapan dan realisasi program baru tersebut.
"Badan Gizi ini baru resmi terbentuk pada Agustus 2024 sebagai lembaga yang khusus menangani isu gizi nasional. Walaupun masih dalam tahap awal dan banyak tantangan yang dihadapi, BGN berkomitmen untuk mempercepat implementasi program strategis seperti MGB," katanya.
Halim juga menjelaskan tentang pembangunan Sentra Produksi Pangan dan Gizi (SPPG), yang berfungsi sebagai pusat produksi bahan makanan bergizi untuk mendukung program MBG secara berkelanjutan
"Penerima manfaat MBG adalah anak-anak dari keluarga kurang mampu yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan prioritas kepada daerah-daerah yang memiliki angka stunting tinggi," tuturnya
Ia mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap hoaks yang mengatasnamakan BGN atau SPPG, serta berhati-hati terhadap oknum yang berusaha mencari keuntungan pribadi dari program ini. Selain itu, tujuan program ini dikaitkan dengan visi besar Indonesia Emas 2045.
"Pastikan semua informasi yang diterima berasal dari sumber resmi. Mari kita jaga program ini agar benar-benar berdampak untuk kemajuan bangsa. Dengan SDM yang sehat, pintar, dan produktif, kita akan siap menyongsong Indonesia sebagai negara maju di tahun 2045," ujarnya menambahkan.
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Azhari
Copyright © ANTARA 2025