Jakarta (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump melalui laman media sosialnya mengungkapkan bahwa Coca-Cola telah setuju menggunakan gula tebu untuk produk yang biasa dijual di AS.
Dikutip dari Health pada Sabtu (19/7) , hal ini menurutnya menjadi langkah positif yang lebih baik dari produsen minuman itu.
“Ini akan menjadi langkah yang sangat baik dari mereka. Anda akan lihat nanti. Ini jauh lebih baik,” tulisnya.
Namun demikian, Coca-Cola belum mengonfirmasi perubahan tersebut. Para ahli nutrisi pun memberikan beberapa pendapat. Coca-Cola Amerika mengandung pemanis yang terbuat dari sirup jagung fruktosa tinggi.
Baca juga: Pahami bahaya konsumsi makanan dan minuman manis berlebihan
Baca juga: Bahaya konsumsi gula berlebihan, kenali dampak dan cara mengatasinya!
Kandungan tersebut adalah gula rafinasi yang berasal dari sumber alami dengan menghilangkan nutrisi lain sehingga menyisakan gula murni.
Mulanya minuman cola dibuat dengan gula tebu pada awal 1980-an, perusahaan lantas beralih ke sirup jagung fruktosa karena lebih murah. Namun demikian daerah lain di dunia masih membuat minuman cola dengan gula tebu misalnya di Meksiko dengan botol kaca.
CEO NY Nutrition Group Lisa Moskovitz, RD, CDN mengatakan bahwa gula tebu yang berasa dari tebu atau bit gula juga merupakan gula rafinasi.
“Gula tebu di permukaan mungkin tampak lebih sehat karena alami, tetapi efek berhenti di situ” katanya.
Lebih lanjut Juru Bicara Academy of Nutrition and Dietetics Caroline Susie, RDN, LD mengatakan bahwa tubuh hanya memahami bahwa gula merupakan kandungan yang perlu dicerna tubuh.
Baca juga: Ahli gizi ingatkan bahaya obesitas akibat konsumsi minuman manis
Ia menabahkan jika mengonsumsi gula olahan dalam jumlah berlebihan dapat mengakibatkan risiko lebih tinggi pada kenaikan berat badan, diabetes tipe 2, penyakit jantung dan penyakit hati berlemak.
Para ahli pun tidak menyarankan mengonsumsi soda secara teratur, namun tak masalah bila hanya sesekali.
Susie pun menambahkan bahwa soda diet yang tidak mengandung gula atau kalori adalah pilihan yang sedikit lebih baik, tapi para ahli tetap tidak merekomendasikannya.
Air masih menjadi rekomendasi utama bila bertujuan untuk hidrasi, serta teh tanpa gula.
Baca juga: Trump klaim Coca-Cola setuju gunakan lagi gula tebu asli untuk coke
Baca juga: Penjualan Coca-Cola di Denmark turun imbas boikot produk AS
Baca juga: Ini 7 tanda bahaya jika tubuh sudah terlalu banyak konsumsi gula
Penerjemah: Sinta Ambarwati
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.