Dokter sebut masalah pernapasan kerap dialami wanita perkotaan

5 days ago 8

Jakarta (ANTARA) - Konsultan senior kedokteran paru di Rumah Sakit Amrita, Faridabad, dr. Sourabh Pahuja mengemukakan bahwa masalah pernapasan menjadi persoalan yang umum di kalangan perempuan perkotaan.

“Perempuan perkotaan saat ini melaporkan tingkat batuk kronis yang lebih tinggi, sesak napas yang tidak dapat dijelaskan, infeksi dada berulang dan tanda-tanda awal penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),” ujar Pahuja dikutip dari Hindustan Times, Selasa.

Polusi merupakan salah satu ancaman utama, namun menurutnya terdapat risiko lain yang tersembunyi di dalam rumah.

“Meskipun polusi udara tetap menjadi ancaman yang diketahui, yang sering diabaikan adalah banyaknya kebiasaan sehari-hari di dalam rumah yang diam-diam menggerogoti kesehatan paru-paru jauh sebelum gejalanya terlihat,” katanya lagi.

Ia menambahkan bahwa terdapat beberapa pemicu yang menyebabkan gangguan pada pernapasan yakni ventilasi yang buruk, penggunaan pembersih kimia secara berlebihan seperti bahan pemutih, pembersih semprot hingga menghirup zat kimia dosis rendah yang terakumulasi.

Aerosol seperti deodoran semprot, penyegar udara hingga semprotan nyamuk yang melepaskan partikel halus yang terhirup ke dalam paru-paru.

Baca juga: Lebih dari 210.000 orang di Iran berobat akibat polusi udara

Penggunaan AC secara berlebihan yang mampu memperburuk kekeringan di saluran pernapasan sehingga paru lebih sensitif terhadap infeksi dan alergen, serta dikombinasikan dengan rutinitas bekerja dari rumah yang membuat tidak banyak bergerak.

Kemudian paparan lalu lintas yakni menghirup asap kendaraan bermotor. Selain itu, mengobati sendiri batuk dan pilek dengan mengabaikan sesak napas, dan menunda perawatan medis yang akhirnya berkembang menjadi penyakit kronis.

Baca juga: Kecepatan penanganan pneumonia jadi faktor penentu kesembuhan

Baca juga: Vaksinasi yang perlu dilengkapi untuk mencegah pneumonia

Penerjemah: Sinta Ambarwati
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |