Jakarta (ANTARA) - Pusat Produksi Infeksi dan Sertifikasi Hasil Perikanan (PPISHP) Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta memantau kesehatan ikan dan budidaya rumput laut di Kepulauan Seribu.
“Kami lakukan pemantauan kesehatan ikan serta rumput laut yang dibudidayakan serta pengambilan sampel di sejumlah lokasi,” kata Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Kepulauan Seribu, Nurliati di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan kegiatan itu dilakukan di Pulau Pari, Pulau Tidung dan Pulau Pramuka, Kabupaten Kepulauan Seribu.
Ia menjelaskan tujuannya untuk memastikan kualitas lingkungan perairan tetap terjaga sehingga kesehatan lingkungan budidaya laut agar tetap terjaga dan nyaman bagi ikan.
“Upaya ini juga mendukung keberhasilan produksi budidaya perikanan di Kepulauan Seribu,” katanya.
Baca juga: Pemkab ajak pelajar budidayakan rumput laut bekal usaha di masa depan
Dirinya berharap pemantauan rutin ini seluruh potensi penyakit pada ikan maupun rumput laut dapat dicegah sejak dini sehingga hasil produksi budidaya tetap stabil dan mampu mendukung perekonomian masyarakat pesisir.
“Kami ingin masyarakat pulau merasakan langsung manfaatnya. Jika ikan dan rumput laut sehat, hasil panen akan lebih baik dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan nelayan dan pembudidaya lokal,” katanya.
Sebelumnya, Sudin KPKP mencatat ada 24 kelompok budidaya ikan di Pulau Seribu yang tersebar di lima pulau pada 2018. Dari 24 kelompok tersebut mampu memproduksi ikan mencapai 46.272,5 kilogram dengan hasil budidaya ikan kerapu lodi, kerapu macan, kerapu cantik dan kerapu.
Selanjutnya di Pulau Tidung pada 2022 tercatat ada 60 petani rumput laut di daerah setempat. Untuk Pulau Pari pada 2023 tercatat penanaman bibit rumput laut di tiga titik dengan hasil panen mencapai 150 kilogram.
Baca juga: Warga Pulau Seribu dilatih budidaya ikan laut di keramba
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.