Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menginginkan kolaborasi antardaerah bidang literasi perlu terus diperkuat agar tidak sekadar menumbuhkan minat membaca, tetapi berkontribusi nyata pada pembangunan daerah.
"Sebagai barometer nasional, Jakarta menunjukkan inklusivitasnya dalam berbagi pengalaman untuk saling menguatkan dengan daerah lain," kata Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Rano Karno, di Jakarta, Minggu, saat menghadiri Festival Literasi dan Iklim 2025 di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, Blok M.
Wagub Rano menyebut festival ini menjadi bukti kepedulian antardaerah dalam meningkatkan kualitas literasi sekaligus kesadaran iklim.
Ia mengatakan, Jakarta sebagai pusat interaksi nasional terus membuka ruang publik untuk masyarakat.
Kehadiran Taman Literasi, katanya, menjadi simbol keterbukaan sekaligus harapan bagi siapa pun yang berkunjung.
Baca juga: Bunda Literasi Jaksel diharapkan mampu tingkatkan minat baca
"Kami sangat mendorong kolaborasi, khususnya dengan Gubernur Maluku. Insyaallah, kerja sama serupa juga akan diperluas ke daerah lain," ujarnya.
Festival Literasi dan Iklim 2025 diinisiasi oleh Heka Leka Foundation bersama Pemerintah Australia sebagai bagian dari agenda besar bangsa dalam pendidikan literasi dan kesadaran iklim.
Selain itu, acara tersebut juga dihadiri oleh Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa.
Wagub Rano menjelaskan, kolaborasi DKI Jakarta dengan Maluku telah lama terjalin dalam berbagai aspek.
Di bidang literasi, kerja sama itu tidak sekadar menumbuhkan minat membaca, tetapi juga diharapkan melahirkan dampak nyata serta gerakan massif yang memberi kontribusi pada pembangunan daerah.
Baca juga: Pramono tekankan pentingnya literasi bagi anak usia dini
"Mungkin hari ini terlihat di panggung, padahal kolaborasi ini sudah berjalan lama. Gubernur Maluku bahkan memberikan tiga buku (Pangan Lokal Orang Kei, Perubahan Iklim Bumiku, dan Sehat Bersama Hadapi Perubahan Iklim) yang menandakan kerja sama ini nyata," kata dia.
"Literasi bukan hanya membaca, tetapi juga menulis, memahami, lalu bergerak. Itulah fungsi sejati literasi," kata dia menambahkan.
Fokus pemerataan
Sementara itu, Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa mengatakan, pihaknya saat ini fokus pada pemerataan akses literasi, baik secara fisik maupun digital.
Pemprov Maluku telah mengidentifikasi masalah sekaligus menyiapkan solusi.
“Banyak hal yang bisa kami bagi dengan provinsi lain yang lebih maju tingkat literasinya. Saya menyambut gembira kegiatan ini," kata dia.
Baca juga: Rano Karno akui cinta literasi sejak usia sembilan tahun
Ia berharap, festival ini tidak sekadar seremonial, tetapi memberi inspirasi nyata bagi daerah di kepulauan, karena tantangan pendidikan, khususnya literasi, masih cukup besar.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta terus memperkuat literasi melalui Gerakan Literasi Sekolah, pengembangan perpustakaan digital, pembangunan taman literasi serta pojok baca di ruang publik, hingga memperpanjang jam layanan sejumlah perpustakaan sampai pukul 22.00 WIB.
Berbagai upaya ini ditujukan agar literasi menjadi gaya hidup warga Ibu Kota sekaligus memperkuat posisi Jakarta sebagai kota global yang inklusif, berdaya saing dan berkelanjutan.
Tak hanya itu, Jakarta juga menjadi model kota literasi yang mampu menjembatani kesenjangan literasi melalui pemanfaatan platform digital.
Dengan demikian, warga di mana saja, termasuk di pulau-pulau kecil, dapat terus terhubung untuk berbagi pembelajaran dan praktik baik.
Baca juga: Pemprov DKI terus perkuat ekosistem literasi di Jakarta
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.