Jakarta (ANTARA) - Provinsi DKI Jakarta membutuhkan 27 "Stroke Ready Hospital" (SRH), sebagai upaya menanggulangi salah satu penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian di seluruh dunia, termasuk Jakarta itu.
SRH merupakan fasilitas kesehatan dengan protokol khusus, tim medis terlatih, peralatan memadai hingga penanganan cepat pada pasien stroke.
"Hingga kini, baru ada 23 rumah sakit dengan status SRH, di mana sebagian besar didirikan oleh rumah sakit swasta," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) Tingkat Provinsi DKI Jakarta ke-61 Tahun 2025 bertema "Smart City, Healthy People" di Jakarta, Kamis.
Ani menyampaikan, RSUD Tarakan termasuk di dalam kategori "SRH". Bahkan, sudah memiliki standar kualitas internasional, seperti "WSO Angels Award".
Sementara 22 rumah sakit lainnya dengan kategori "Stroke Ready Hospital" belum semuanya memenuhi standar kualitas internasional "WSO Angels Award".
"WSO Angels Award" merupakan pengakuan atas komitmen dan keberhasilan rumah sakit dalam memberikan perawatan stroke berkualitas.
Oleh karena itu, Pemprov DKI perlu melakukan percepatan penyediaan "SRH" sebagai upaya menjawab tantangan kesehatan masyarakat saat ini.
"Ini sesuatu yang harus kami isi kesenjangannya," kata Ani.
Adapun stroke tetap menjadi salah satu penyebab kematian yang terbesar di dunia, dan secara global setidaknya terjadi 7 juta kematian akibat penyakit ini setiap tahunnya.
Baca juga: Siloam Hospital TB Simatupang terapkan layanan "Stroke Ready Hospital"
Baca juga: "Pasukan Putih" bisa berikan layanan kesehatan pada pasien pascastroke
Baca juga: Pemprov DKI tingkatkan layanan luka bakar dan strok di RSUD Tarakan
Pada tingkat nasional, persentase prevalensi stroke berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencapai 8,3 persen.
Berdasarkan data yang sama, DKI Jakarta dengan jumlah penduduk lebih dari 11,7 juta jiwa, berdasarkan diagnosis dokter tercatat memiliki jumlah kasus stroke mencapai 24.981 kasus.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































