Disdikbud: Ratusan bangunan sekolah rusak akibat banjir di Aceh Timur

2 hours ago 5

Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Aceh Timur menyatakan ratusan bangunan sekolah berbagai jenjang di kabupaten tersebut rusak diterjang banjir besar.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Timur Bustami, di Aceh Timur, Sabtu, mengatakan berdasarkan data sementara total sekolah yang terdampak banjir mencapai 319 unit.

"Data sementara yang dihimpun, sekolah yang mengalami kerusakan akibat banjir terdiri dari 213 unit sekolah dasar dan 56 unit sekolah menengah pertama," kata Bustami.

Ia menjelaskan tingkat kerusakan bangunan sekolah bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Kerusakan yang paling banyak ditemukan meliputi ruang kelas terendam lumpur.

Selain itu, kerusakan plafon dan dinding rusak, lantai sekolah tergerus air, hingga fasilitas penunjang seperti meja, kursi, buku pelajaran, serta peralatan laboratorium yang tidak bisa digunakan.

"Sejumlah sekolah juga mengalami kerusakan pada sarana sanitasi, jaringan listrik, dan pagar sekolah akibat derasnya arus banjir. Kondisi ini membuat sebagian sekolah belum dapat kembali melaksanakan proses belajar mengajar secara normal," katanya.

Bustami menyebutkan bencana banjir tersebut juga menyebabkan aktivitas pendidikan terhenti di beberapa wilayah terdampak. Banyak siswa terpaksa belajar dari rumah atau diliburkan sementara waktu karena sekolah belum layak digunakan.

"Keselamatan siswa dan tenaga pendidik menjadi prioritas. Untuk sekolah yang mengalami kerusakan cukup parah, kami belum mengizinkan kegiatan belajar mengajar tatap muka sampai kondisi benar-benar aman," katanya.

Baca juga: 23 gedung sekolah di Nagan Raya Aceh rusak akibat banjir bandang

Ia mengatakan pihaknya saat ini masih mendata dan memverifikasi lapangan untuk memastikan tingkat kerusakan secara detail. Data tersebut nantinya akan menjadi dasar pengusulan bantuan rehabilitasi dan perbaikan bangunan sekolah.

Selain perbaikan fisik bangunan, Bustami juga menyoroti perlunya dukungan sarana belajar darurat. Beberapa sekolah membutuhkan tenda darurat atau ruang belajar sementara agar siswa tetap bisa mengikuti kegiatan pembelajaran meski bangunan sekolah rusak.

"Kami berharap ada dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun lembaga sosial, untuk membantu pemulihan sektor pendidikan pascabanjir ini," kata Bustami.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdisdik) Wilayah Aceh Timur Rahmatsah Putra mengungkapkan bangunan sekolah di bawah kewenangan Cabang Dinas Pendidikan Aceh di Aceh Timur sebanyak 40 unit

"Jumlah bangunan sekolah terdampak dengan kategori rusak berat sebanyak tujuh unit, rusak sedang 19 unit, dan rusak ringan sembilan unit," katanya.

Ia menyebutkan sekolah yang terdampak bencana terdiri dua sekolah luar biasa (SLB), 31 sekolah menengah atas (SMA), dan tujuh sekolah menengah kejuruan (SMK).

Selain bangunan sekolah, banjir juga menyebabkan kerusakan pada sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar. Ribuan perabotan dan peralatan sekolah tidak dapat digunakan karena terendam air dan lumpur.

Baca juga: 32 SD di Aceh Barat terendam banjir, dua sekolah hancur

"Meja, kursi, lemari, hingga perangkat multimedia seperti komputer dan proyektor banyak rusak akibat terendam banjir. Ini tentu menjadi kendala besar bagi sekolah untuk kembali melaksanakan pembelajaran secara normal," kata Rahmatsah Putra.

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |