Dewi Yull berbagi praktik baik pengasuhan inklusif di Tanwir Aisyiyah

1 month ago 15
Berbaik sangka terhadap apa yang diberikan Tuhan adalah kunci untuk melewati segala permasalahan hidup

Jakarta (ANTARA) - Publik figur Indonesia, Dewi Yull, menjadi salah satu pembicara dalam Tanwir I Aisyiyah berbagi praktik baik terkait pola pengasuhan anak yang inklusif kepada ratusan peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut.

"Tiap anak memiliki karakter, harapan yang berbeda. Tidak semua orang itu sempurna, tapi saya yakin dengan kepercayaan terhadap anak-anak saya, Insya Allah dia akan bertanggung jawab terhadap pilihannya," kata Dewi Yull dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Gerakan pendidikan inklusif menjadi salah satu isu strategis dalam forum Tanwir I Aisyiyah. Orang tua memiliki peran penting dalam mendukung pendidikan inklusif, antara lain melalui praktik pengasuhan yang inklusif.

Dewi Yull dikenal sebagai ibu yang menerapkan pengasuhan inklusif, didaulat untuk berbagi tentang Manajemen Parenting dalam Keluarga: Praktik Baik Orang Tua pada Tanwir I Aisyiyah.

Ibu dari Surya Sahetapy ini mengatakan bahwa manajemen parenting dalam keluarga menjadi hal penting yang harus dimiliki setiap orang.

Ia bercerita kisah inspiratifnya tentang bagaimana dirinya dapat berperan sebagai orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus (difabel).

Dewi Yull menyebut bahwa kondisi itu merupakan suatu hal yang tidak mudah dan perlu waktu baginya untuk menunggu selama puluhan tahun untuk membuahkan hasil yang baik.

"Dari cerita tentang bagaimana saya merawat anak saya dan menunggu jawaban atas doa-doa saya, ternyata saya baru mendapatkan jawabannya dari Allah setelah menunggu 30 tahun lamanya," kata Dewi.

Menurut dia, berbaik sangka terhadap apa yang diberikan Tuhan adalah kunci untuk melewati segala permasalahan hidup.

Dewi Yull yakin bahwa tugasnya pada acara Tanwir ini merupakan satu kehendak dan tugas dari Tuhan untuk berbagi kisah dan saling mengingatkan antarsesama manusia.

"Hidup ini luar biasa indah, ada waktu sempurna bagi kita andaikan kita mengalami kesedihan, kesusahan, dan air mata. Tidak perlu takut ataupun cemas maupun ragu-ragu karena itu merupakan pembentukan jiwa kita agar kita bisa yakin dan percaya terhadap Allah SWT.," katanya.

Tanwir Aisyiyah merupakan forum permusyawaratan tertinggi di bawah Muktamar untuk melakukan penguatan, konsolidasi gerakan, dan refleksi atas perjalanan Aisyiyah setelah Muktamar ke-48 tahun 2022 di Surakarta.

Aisyiyah memandang masih terdapat ketimpangan di tengah masyarakat yang terlihat dari problem kemiskinan, belum terpenuhinya akses layanan dasar terutama pada kelompok rentan dan marjinal, hingga masih tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |