Denpasar (ANTARA) - Pengelola Desa Wisata Penglipuran di Kabupaten Bangli, Bali, segera menerapkan konsep yang membuat pengunjung, turis atau wisatawan mendapat pengalaman sehari menjadi orang Bali.
Kepala Pengelola Desa Wisata Penglipuran Wayan Sumiarsa di Denpasar, Sabtu, mengatakan pengalaman ini dihadirkan selama momentum Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 mulai 21 Desember 2025.
“Wisatawan inginnya menjadi orang Bali sehari, yaitu memakai pakaian adat Bali itu memang yang sedang dicari sekarang, ini akan kami kombinasikan, ketika mereka berpakaian adat Bali mereka juga bisa melihat secara langsung atraksi budaya yang kita punya di Penglipuran,” kata dia.
Pengelola dan masyarakat desa adat telah menyiapkan sejumlah atraksi budaya selama periode Natal dan tahun baru kali ini, salah satunya parade barong macan yang akan ditampilkan oleh generasi muda.
Selama menggunakan pakaian adat, wisatawan dapat menyusuri desa yang pernah mendapat gelar desa terbaik dari UN Tourism itu dari selatan ke utara memasuki hutan bambu.
Selain itu menjadi orang Bali juga akan dirasakan lewat kuliner khas yang dihidangkan di sana seperti mujair nyat-nyat.
Lebih jauh Sumiarsa mengingatkan bahwa saat ini rumah-rumah warga desa adat dibuka sebagai penginapan lokal dengan pengalaman bermalam di rumah tradisional khas desa tersebut.
Kepada media, pengelola mengatakan bahwa langkah ini telah disiapkan seluruh elemen masyarakat, mereka cenderung sudah memetakan waktu padatnya kunjungan sehingga masyarakat yang menjadi petugas, pelaku UMKM, maupun penyedia jasa sudah siap menyambut.
Dengan konsep ini, pengelola Desa Wisata Penglipuran memprediksi jumlah kunjungan wisatawan mencapai 3.000 kunjungan per hari.
Angka ini juga disesuaikan dengan kemampuan daya tampung sehingga tidak terjadi overtourism, apalagi wisatawan yang berlibur akan berdampingan dengan warga lokal yang menjaga keasrian desa.
Jika diproyeksikan berdasarkan data kunjungan mereka, wisatawan nusantara akan menjadi pengunjung dominan di sana, dengan didominasi berasal dari Jawa Timur, Jawa Barat dan Jakarta.
Namun pengelola mengakui kunjungan dari kawasan Sumatera dipastikan akan turun sebab beberapa provinsi sedang dilanda bencana.
Jika dihitung secara tahunan, dari Januari hingga November 2025 jumlah kunjungan ke Desa Wisata Penglipuran mencapai 826 ribu atau rata-rata 2 ribu kunjungan per hari, sehingga diperkirakan hingga Natal atau akhir tahun kunjungan mencapai 900 ribu kunjungan.
Melihat potensi bencana musim hujan, Sumiarsa mengatakan, pihaknya sudah menata area yang rawan dan memastikan terpasangnya tanda-tanda peringatan pada titik-titik penting sehingga menekan potensi dampak musim hujan.
Baca juga: Pelindo perkuat Desa Penglipuran Bali jadi model wisata berkelanjutan
Baca juga: Pengunjung Desa Wisata Penglipuran naik 42 persen saat Galungan
Baca juga: Desa Penglipuran tembus sejuta kunjungan sepanjang 2024
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































