Desa penjahit tradisional Vietnam dorong pertumbuhan ekonomi

3 months ago 12

Hanoi (ANTARA) - Saat sinar mentari menyinari sawah-sawah pada pagi hari di Desa Trach Xa, yang terletak di pinggiran Hanoi, suara mesin jahit tidak hanya menandai tradisi yang telah berlangsung berabad-abad lamanya, tetapi juga membuka jalan baru menuju kesejahteraan.

Pada 2024, keterampilan menjahit Ao Dai, gaun panjang tradisional khas Vietnam, dari desa Trach Xa diakui sebagai warisan budaya takbenda nasional Vietnam, menandai titik balik bagi desa yang telah berumur ribuan tahun itu.

"Sejak mendapat pengakuan tersebut, bisnis meningkat secara signifikan," kata seorang penjahit lokal dengan pengalaman selama 14 tahun, Vu Thi Hang.

"Ao Dai buatan kami kini dipamerkan di berbagai pameran dan bazar, dan semakin banyak orang mengenal Trach Xa," tambahnya.

"Beberapa toko mengirim kain dan memesan hingga 1.000 unit gaun dalam satu pesanan, biasanya untuk staf hotel atau pramugari," katanya, seraya menambahkan bahwa penghasilannya kini mencapai sekitar 20 hingga 30 juta dong Vietnam (100 dong Vietnam setara dengan Rp62) per bulan, belum termasuk biaya bahan dan tenaga kerja.

Sektor pariwisata juga mulai menjadi pendorong. Menurut dia, pemerintah telah melakukan survei dan berencana mempromosikan pariwisata di area itu.

"Kami mulai menerima kunjungan dari kelompok tur domestik maupun internasional," kata Hang.

Menurut sejumlah pejabat setempat, saat ini lebih dari 100 rumah tangga di desa tersebut terlibat dalam produksi Ao Dai. Sebagian besar aktivitas produksi dilakukan di rumah, sementara yang lainnya telah membuka toko dengan merek Trach Xa di provinsi-provinsi sekitar.

Le Van Duan, yang mulai menjahit sejak 1988, mengatakan bahwa pelestarian tradisi ini bergantung pada cara untuk membuatnya layak secara ekonomi bagi generasi berikutnya.

Untuk memperluas jangkauan pasar di luar desa, para perajin Vietnam kini juga merambah perdagangan elektronik (e-commerce).

"Beberapa penjahit kini menjual Ao Dai secara daring, menggabungkan jahitan tangan tradisional dengan platform digital," ujar peneliti budaya Tran Doan Lam, mantan direktur perusahaan penerbitan The Gioi (World) Publishers.

Lam menuturkan bahwa program studi fesyen di berbagai universitas di Vietnam seperti Universitas Seni Rupa Industri (University of Industrial Fine Arts) dan Universitas Kebudayaan (University of Culture) terus melahirkan talenta baru di bidang desain busana etnik.

"Budaya adalah tujuan sekaligus kekuatan pendorong bagi pembangunan ekonomi dan kemajuan nasional," kata Lam.

"Ao Dai pasti akan berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi, budaya, dan negara secara keseluruhan," ujarnya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |