Deddy Mizwar: Film jadi kekuatan besar diplomasi kebudayaan global

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) Deddy MIzwar menyoroti peran penting diplomasi kebudayaan lewat film pada pembentukan citra negara.

Pernyataan tersebut disampaikan Deddy dalam acara pengarahan media mengenai penyelenggaraan festival film Islam negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Selasa.

“Kita tahu diplomasi kebudayaan ini sekarang menjadi salah satu upaya yang sangat bagus. Untuk mendudukkan posisi negara-negara tertentu yang memiliki visi ke sana ya,” katanya.

Deddy mencontohkan diplomasi kebudayaan yang dilakukan oleh Korea Selatan melalui film dan dramanya yang berhasil menjadi alat penetrasi untuk membentuk citra positif Seoul serta membantu pemasaran produk-produk asal negara tersebut.

“Sekarang Korea ya, emak-emak pada nangis mengenai drakor (drama Korea). Bapak-bapak juga ya. Sehingga kalau bicara apa saja, bicara soal handphone ingat Samsung, mobil ingat Hyundai, ginseng pasti Korea, skincare Korea. Bagaimana ampuhnya diplomasi kebudayaan ini mempengaruhi pola pikir masyarakat,” ucapnya.

Amerika Serikat pun, lanjutnya, juga berhasil memproyeksikan citra negara mereka dengan baik di Indonesia berkat kehadiran film-filmnya. Bahkan, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang membeli barang mewah karena terinspirasi dari adegan di film Amerika Serikat.

Aktor kenamaan tanah air itu juga berbagi ia melihat Iran sebagai negara yang hebat dengan semangat yang luar biasa karena ia pernah menonton film Iran yang berjudul "Children of Heaven."

Peranan penting film itu lah yang membuat Deddy mengapresiasi Kementerian Luar Negeri untuk menyelenggarakan Arts Lumiere Indonesia Festival: Muslim World Movie Screening 2025 — festival film Islam yang menayangkan 45 film feature dan film pendek dari 16 negara anggota OKI.

“Saya mengapresiasi, menghargai tindakan-tindakan konkrit dari program Kemlu untuk melaksanakan Art Lumiere Indonesia Festival atau ALIF ini. Dan semoga tidak berhenti cuma sekali, tapi terus dilaksanakan sehingga menciptakan berbagai perspektif lain yang bisa kita ambil sebagai hal-hal yang positif di kemudian hari,” ucapnya.

Melalui kehadiran banyak negara Islam lain pada festival tersebut, Deddy juga berharap para penonton dapat mendapatkan aspek kebudayaan lain yang akan memperluas wawasan tentang negara-negara Islam.

Arts Lumiere Indonesia Festival diselenggarakan untuk pertama kalinya di Jakarta pada 19-21 September sebagai bentuk dari tindak lanjut komitmen negara-negara anggota OKI untuk menjalin kerjasama yang lebih erat dalam mendukung upaya kolaborasi di bidang sinematografi.

Sebanyak 45 film dari berbagai negara dengan berbagai genre seperti dokumenter, drama, drama sosial, dan fiksi, akan ditayangkan di Galeri Nasional, Universitas Negeri Jakarta, Gedung Kesenian Jakarta, dan XXI Djakarta Theater.

Baca juga: Menbud sebut budaya miliki kekuatan sebagai sarana diplomasi

Baca juga: Wamenbud: Museum garda terdepan dari diplomasi budaya Indonesia

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |