Bangkok (ANTARA) - Lifter muda Indonesia Luluk Diana Tri Wijayana mengatakan, bonus yang akan diperolehnya setelah meraih medali emas SEA Games 2025 Thailand diprioritaskan untuk membantu orang tua serta mendukung kebutuhan peralatan latihan di klubnya.
“Iya, yang jelas untuk membantu orang tua. Terus kalau sedikit demi sedikit juga bantu alat-alat yang ada di tempat latihan, karena di klub, kan, bukannya tidak mencukupi, cuma karena atletnya banyak jadi harus gantian, begitu. Kalau bisa, ya, beli alat yang bisa dibeli,” ujar Luluk seusai pertandingan di Chon Buri Sports School, Chonburi, Sabtu.
Dia melanjutkan, keterbatasan peralatan di klub kerap menjadi tantangan dalam proses latihan, sehingga tambahan fasilitas diharapkan dapat menunjang pembinaan atlet secara lebih merata.
Baca juga: Luluk tebus "hantu" Peru dengan medali emas
Baca juga: Luluk raih emas pertama di cabang angkat besi
Luluk memastikan medali emas SEA Games 2025 diraihnya setelah mencatat total angkatan tertinggi 184 kilogram, dengan rincian 88 kilogram pada snatch dan 100 kilogram pada clean and jerk.
Atlet berusia 20 tahun tersebut menyebut dirinya tidak menyangka bisa meraih emas di SEA Games kali ini. Luluk menangis sepanjang lagu Indonesia Raya dikumandangkan saat upacara penyerahan medali.
Keberhasilan tersebut sekaligus menjadi peningkatan prestasi dibandingkan SEA Games Kamboja 2023, saat Luluk hanya meraih medali perunggu di kelas 49 kilogram.
Selain emas SEA Games, Luluk juga tercatat sebagai peraih medali emas Kejuaraan Dunia Remaja 2022 di Leon, Meksiko, dengan total angkatan 170 kilogram pada kelas 49 kilogram.
Pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi Remaja dan Junior di Lima, Peru, Mei lalu, Luluk mendapatkan emas pada kategori snatch, tetapi gagal pada kategori clean and jerk serta total angkatan.
Baca juga: Tim tenis putri Indonesia pertahankan medali emas SEA Games
Baca juga: Petanque kembali sumbang medali SEA Games untuk kontingen Indonesia
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Michael Teguh Adiputra Siahaan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































