Danantara dinilai mampu percepat hilirisasi bisnis perkebunan negara

3 hours ago 1
Perusahaan Perkebunan milik negara semisal PTPN, akan sangat efektif bila bersinergi dengan Danantara untuk mengoptimalkan dan mengelola aset perusahaan

Pekanbaru, (ANTARA) - Perusahaan Penasehat Investasi, PasaRDana menilai Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Indonesia mampu untuk mempercepat proses realisasi rencana bisnis perkebunan negara untuk melakukan optimalisasi hilirisasi yang dicanangkan.

Co-Founder PasaRDana, Dr Hans Kwee, di Pekanbaru, Sabtu, mengatakan, Danantara dinilai akan mendorong semua perusahaan plat merah, termasuk BUMN Perkebunan atau PT Perkebunan Nusantara Group, agar lebih transparan. Hal ini akan berdampak pada reputasi serta kepercayaan investor maupun masyarakat, baik di dalam dan di luar negeri.

“Perusahaan Perkebunan milik negara semisal PTPN, akan sangat efektif bila bersinergi dengan Danantara untuk mengoptimalkan dan mengelola aset perusahaan,” katanya.

Dengan demikian, Hans Kwee menilai PTPN Group dapat mengandalkan peluang yang diberikan Danantara. Terutama di aspek ekspansi bisnis dan mendorong kolaborasi BUMN lebih kuat dan mendapatkan partner strategis secara global.

Sebagai negara agraris, di mana Indonesia dianugerahkan tanah yang subur, sektor perkebunan adalah salah satu sektor andalan untuk mencapai Indonesia Emas 2045.

Sektor perkebunan dapat menyerap banyak tenaga kerja, mendorong pemerataan pendapatan dan menaikkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Mengingat hal ini, maka hilirisasi perkebunan untuk menaikkan nilai tambah ekspor Indonesia adalah sebuah langkah yang sangat tepat.

Apalagi, katanya, sejak 2021 dan 2023, PTPN Group telah melakukan efisiensi melalui transformasi perusahaan, antara lain konsolidasi anak usaha dari 14 perusahaan menjadi tiga entitas bisnis, yaitu PTPN I (SupportingCo), PTPN IV (Palm Co) dan PT Sinergi Gula Nusantara (SugarCo).

“Langkah PTPN sejak beberapa tahun lalu tentu sudah sangat baik dan berpeluang mendorong perusahaan lebih profesional dan profit meningkat,” kata Dosen Magister Ilmu Ekonomi Univesitas Trisakti dan Atma Jaya ini.

PTPN Group juga melakukan perbaikan keuangan melalui restrukturisasi utang, efisiensi operasional dan biaya manajemen, peningkatan akuntabilitas dan fungsi pengendalian, serta transformasi EBITDA.

Hasilnya, perusahaan dapat mengganti predikat sebelumnya dari perusahaan merugi menjadi perusahaan yang pencetak laba. Sejak tahun 2021 hingga Kuartal III 2024, laba bersih konsolidasi telah mencapai Rp13,6 triliun.

Hans Kwee menilai aksi bisnis PTPN, terutama dalam tiga tahun terakhir, sejalan dengan tujuan pembentukan Danantara Indonesia, yaitu mendorong transformasi ekonomi dengan pendekatan profesional dan menerapkan good governance.

“PTPN Group dapat bersinergi dengan Danantara karena upaya melakukan efisiensi aset sudah berusaha dilakukan perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Sekarang, tinggal bersinergi dalam merealisasikan rencana bisnis yang lebih besar,” katanya.

Hans Kwee menambahkan memang jika dilihat dari sisi nilai aset, BUMN perbankan masih memimpin. Namun, PTPN Group tidak kalah strategis karena nilai asetnya terus meningkat dan masih banyak potensi kenaikan nilai tambah jika aset dikelola lebih optimal.

Data Kementerian BUMN 2023, menunjukkan PTPN Group berada di urutan ke-11 sebagai pemilik aset terbesar. Total Nilai aset Holding Perkebunan mencapai Rp143.900 triliun. Di urutan 10 besar ditempati Bank Mandiri, BRI, PLN, Pertamina, BNI, BTN, Taspen, Telkom Indonesia, MIND ID dan Hutama Karya.

Sementara itu, luas lahan Holding BUMN Perkebunan mencapai 1,18 juta hektare. Sedangkan, salah satu sub holding, yaitu Palm Co memiliki lahan sawit terbesar di dunia, melebih luas lahan sawit Malaysia Sime Darby dan Golden Agri milik Sinar Mas. Ini tentu luar biasa karena hilirisasi produk sawit akan sangat banyak memberikan nilai tambah bagi ekonomi Indonesia.

Baca juga: Pengamat nilai pemberantasan korupsi di BUMN untuk kemajuan Danantara

Baca juga: BEI: Transaksi emiten naungan Danantara beri efek signifikan di bursa

Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |