Daftar Rais Aam dan Ketua Umum PBNU dari masa ke masa

1 month ago 18

Jakarta (ANTARA) - Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia yang didirikan pada tahun 1926. Sejak awal berdirinya, NU telah dipimpin oleh sejumlah tokoh ulama terkemuka.

Kepemimpinan di NU dibagi ke dalam dua peran utama, yaitu Rais Aam dan Ketua Umum, yang keduanya berperan penting dalam menjalankan organisasi.

Dalam struktur Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), terdapat pembagian tugas yang jelas antara Rais Aam (Syuriyah) dan Ketua Umum (Tanfidziyah).

Rais Aam merupakan istilah yang merujuk pada pemimpin tertinggi di dalam jam’iyah NU. Secara lengkap, jabatan tersebut dikenal sebagai Rais Aam Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Baca juga: PP Muslimat NU undang KH Yahya beri pengarahan di Kongres XVIII

Rais Aam memiliki fungsi, wewenang, dan tugas penting dalam jam’iyah. Sebagai kepala Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa), Rais Aam memegang peran utama dalam menetapkan keputusan-keputusan strategis.

Semua keputusan yang diambil secara kolektif dalam syuriyah bersifat mengikat dan wajib ditaati oleh seluruh anggota organisasi.

Keberadaan Rais Aam bersama posisi Ketua Umum di dalam PBNU menjadikan organisasi ini memiliki dua pemimpin utama. Namun, meskipun sama-sama memegang peranan penting, masing-masing memiliki fungsi yang berbeda.

Rais Aam lebih berfokus pada peran syuriyah, yaitu lembaga yang diisi oleh para kiai besar NU yang berperan sebagai penjaga moral dan arah keagamaan organisasi.

Baca juga: Biografi KH Hasyim Asy'ari dan sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama

Sementara itu, Ketua Umum memimpin tanfidziyah, yaitu lembaga pelaksana yang beranggotakan pengurus yang bertugas menjalankan administrasi dan operasional organisasi.

Dengan pembagian peran ini, PBNU dapat menjaga keseimbangan antara kebijakan keagamaan yang berbasis nilai-nilai tradisional dan pengelolaan organisasi yang modern. Berikut adalah daftar Rais Aam dan Ketua Umum PBNU dari masa ke masa:

Daftar Rais Aam PBNU

  1. KH. Hasyim Asy'ari (1926-1947)
  2. KH. Wahid Hasyim (1947-1950)
  3. KH. Abdul Wahab Hasbullah (1950-1971)
  4. KH. Bisri Syansuri (1971-1980)
  5. KH. Abdul Ghofur (1980-1984)
  6. KH. Ahmad Shiddiq (1984-1991)
  7. KH. Ali Yafie (1991-1992)
  8. KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) (1992-1999)
  9. KH. Sahal Mahfudz (1999-2014)
  10. KH. Mustofa Bisri (Gus Mus) (2014-2015)
  11. KH. Ma'ruf Amin (2015-2018)
  12. KH. Miftachul Akhyar (2018-2027).

Baca juga: Peringatan harlah NU ke-120: Tema, logo, dan rangkaian kegiatannya

Daftar Ketua Umum PBNU

  1. KH. Hasan Gipo (1926-1929)
  2. KH. Ahmad Noor (1929-1937)
  3. KH. Mahfudz Siddiq (1937-1946)
  4. KH. Nahrawi Thohir (1946-1951)
  5. KH. Abdul Wahid Hasyim (1951-1954)
  6. KH. Muhammad Dahlan (1954-1956)
  7. KH. Idham Chalid (1956-1984)
  8. KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) (1984-1999)
  9. KH. Hasyim Muzadi (1999-2010)
  10. KH. Said Aqil Siradj (2010-2021)
  11. KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) (2021-2027)

Pada Muktamar ke-34 NU yang diselenggarakan di Lampung pada Desember 2021, KH. Miftachul Akhyar kembali terpilih sebagai Rais Aam PBNU. Sementara itu, KH. Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026, menggantikan KH. Said Aqil Siradj.

Kedua posisi tersebut memiliki peran penting dalam menentukan arah kebijakan dan program organisasi, serta menjaga nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan yang menjadi dasar perjuangan NU.

Baca juga: Khofifah: Sinergi NU dan umat kunci wujudkan Indonesia yang maslahat

Baca juga: Ketum PBNU: Berdirinya NU ide besar majukan peradaban manusia

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |