Cuaca buruk bisa memicu peningkatan kerentanan anak terhadap ISPA

1 day ago 4

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak Darmawan Budi Setyanto menyampaikan bahwa cuaca buruk bisa menyebabkan penurunan daya tahan tubuh anak, memicu peningkatan kerentanan anak terhadap infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

"Jadi, semua organ tubuh kita punya mekanisme pertahanan. Saluran cerna, kulit, saluran nafas punya mekanisme. Pada keadaan cuaca yang tidak bagus, hujan, dingin, apalagi di daerah yang terkena bencana banjir misalnya, nah itu lebih-lebih lagi, suasana lingkungan seperti itu akan sangat menurunkan kemampuan, daya tahan tubuh, sehingga lebih mudah lagi terjadi ISPA," kata dr. Darmawan Budi Setyanto Sp.A (K) ketika dihubungi ANTARA pada Rabu.

Dokter spesialis anak konsultan respirologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menyampaikan bahwa lingkungan yang dingin, lembab, dan basah semasa musim hujan memberikan tambahan beban pada tubuh untuk beradaptasi.

Kondisi yang demikian bisa menyebabkan penurunan imunitas, meningkatkan kerentanan terhadap infeksi kuman dan virus penyebab penyakit pernafasan.

Selesma, penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada saluran pernafasan, dapat menimbulkan gejala berupa batuk, pilek, dan demam.

Gejala-gejala tersebut disebabkan oleh penumpukan lendir di hidung dan tenggorokan yang terjadi saat tubuh "berperang" melawan virus.

Gejala selesma ringan biasanya akan membaik dengan sendirinya dalam waktu dua sampai tiga hari, setelah tubuh yang berhasil mengeliminasi virus.

Namun, kondisinya bisa membahayakan kalau virus sampai masuk ke paru-paru dan menyebabkan pneumonia.

"Pada sebagian kecil kasus ISPA, selain terkena salurannya, kemudian kena ke parunya. Itu yang akan menyebabkan sesak napas, napas cepat dan napas sesak," kata dr. Darmawan.

"Itu kejadiannya klasik ya biasanya 3-4 hari sebelumnya demam, batuk pilek. Belum sesak. Nanti hari ke-4 atau ke-5 kemudian jadi sesak. Nah pada hari ke-4 itu terjadi pneumonia," ia menjelaskan.

Dia menambahkan, proporsi kasus ISPA yang dampaknya sampai ke paru-paru jauh lebih kecil dibandingkan kasus ISPA di saluran nafas seperti rongga hidung dan tenggorokan.

Baca juga: Pneumonia semasa bayi dapat berpengaruh pada kesehatan jangka panjang

Dokter Darmawan menyampaikan pentingnya penerapan pola hidup bersih dan sehat, termasuk memakai masker, mencuci tangan, dan mengonsumsi makanan bergizi, dalam upaya pencegahan ISPA pada anak.

Menurut dia, pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan makanan bergizi seimbang penting untuk menjaga ketahanan tubuh anak terhadap infeksi virus dan kuman penyebab penyakit.

"Dari proteinnya terpenuhi, sayurnya, buahnya. Anak-anak kan suka susah di situ. Nah di situ, kalau itu sudah terpenuhi, dengan sendirinya vitamin dan mineralnya juga cukup," katanya.

"Jadi, tidak perlu lagi mengandalkan vitamin tambahan dari luar. Boleh, tapi jangan sampai salah anggapan, minum vitamin jadi kebal," ia menambahkan.

Dia juga menyarankan para sukarelawan yang bertugas di daerah terdampak banjir untuk selalu memakai masker serta mengupayakan tubuh mendapat asupan nutrisi seimbang dan cukup istirahat agar terhindar dari penyakit.

Baca juga: Kiat mencegah ISPA selama musim hujan dan banjir

Baca juga: IDAI soroti kesehatan fisik dan psikologis anak korban banjir

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |