China sesalkan keputusan Panama keluar dari "Belt and Road Initiative"

3 hours ago 1

Beijing (ANTARA) - Pemerintah China menyesalkan keputusan Panama untuk mengundurkan diri dari kerangka kerja sama "Belt and Road Initiative" pasca kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio ke negara tersebut.

"China dengan tegas menentang pencemaran nama baik dan sabotase AS terhadap kerja sama 'Belt and Road Initiative' (BRI) melalui cara-cara menekan dan memaksa," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing pada Jumat.

Lin Jian menambahkan China juga sangat menyesalkan keputusan Panama untuk tidak memperbarui Nota Kesepahaman BRI.

Presiden Panama Jose Raul Mulino pada Kamis (6/2) memastikan bahwa Panama telah menarik diri dari kesepakatan "Belt and Road Initiative" (BRI) yang digagas China.

Mulino mengatakan bahwa Kedutaan Besar Panama di Beijing telah mengajukan dokumen ke pemerintahan China dalam periode waktu 90 hari soal keputusan tidak melanjutkan keterlibatannya dalam kerangka kerja sama tersebut. Panama diketahui bergabung dengan BRI sejak 2017.

Panama adalah negara Amerika Latin pertama yang mengumumkan penarikan diri dari kerangka BRI bernilai triliunan dolar AS yang diikuti lebih dari 100 negara tersebut.

"BRI adalah inisiatif kerja sama ekonomi dengan partisipasi lebih dari 150 negara, termasuk lebih dari 20 negara di Amerika Latin dan Karibia, dan hasilnya telah menguntungkan masyarakat di banyak negara, termasuk Panama," tambah Lin Jian.

Dalam beberapa tahun terakhir, ungkap Lin Jian, kerja sama China dan Panama di bawah BRI telah memberikan hasil yang bermanfaat dan terus memberikan hasil nyata bagi kedua bangsa.

"Kami berharap Panama akan mengingat hubungan bilateral dengan China secara menyeluruh dan kepentingan jangka panjang kedua negara, menghindari campur tangan eksternal, dan membuat keputusan yang tepat," ungkap Lin Jian.

Lin Jian menyebut sejak terjalinnya hubungan diplomatik antara China dan Panama, kedua negara telah menikmati pertumbuhan hubungan bilateral yang komprehensif dan cepat serta mencapai hasil yang bermanfaat dalam kerangka kerja sama BRI.

Pernyataan Mulino soal keluarnya Panama dari keseakatan BRI itu hanya berselang empat hari dari kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio pada Minggu (2/2) ke Panama.

Dalam kunjungan itu Rubio mengancam akan mengambil tindakan terhadap Panama kecuali jika negara itu segera melakukan perubahan untuk mengurangi pengaruh China di Terusan Panama.

Hal itu disampaikan menyusul pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengancam akan mengambil alih Terusan Panama yang dibangun AS pada awal abad ke-20 dan dikembalikan kepada Panama pada 1977, berdasarkan satu perjanjian.

Atas ancaman Trump tersebut, Mulino lalu memerintahkan audit terhadap Panama Ports Company, anak perusahaan CK Hutchison Holdings yang berkantor pusat di Hong Kong sebagai dua terminal di sekitar kanal itu.

Namun, Panama menolak klaim AS untuk mengamankan jalur bebas bagi kapal-kapal pemerintahnya melalui Terusan Panama.

Trump menuduh Panama mengenakan biaya yang berlebihan untuk menggunakan jalur perdagangannya, termasuk untuk kapal militer AS yang disebut memiliki prioritas untuk melewati jalur perairan tersebut berdasarkan perjanjian netralitas tahun 1977 saat AS mengembalikan terusan tersebut ke Panama.

Namun, semua kapal, terlepas dari asal, tujuan, atau benderanya, harus membayar tol yang bervariasi tergantung pada ukuran dan jenisnya.

Baca juga: AS klaim kapal pemerintahnya kini gratis melintasi Terusan Panama

Baca juga: Mulino bela kedaulatan Panama saat AS ingatkan pengaruh China di kanal

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |