China lebih banyak jual PHEV untuk atasi tarif impor BEV di Eropa

4 hours ago 4

Jakarta (ANTARA) - Produsen mobil China termasuk BYD dan Chery menjual lebih banyak plugin-hybrid (PHEV) di Uni Eropa (UE) sebagai strategi untuk menghindari tarif impor yang dikenakan pada mobil listrik (Battery Electric Vehicle/BEV) buatan Tiongkok.

Kedua merek tersebut masing-masing menjual 3.269 dan 757 kendaraan PHEV di Uni Eropa pada Maret, naik dari penjualan mendekati nol pada Juli 2024 ketika tarif sementara pertama kali diperkenalkan, kata perusahaan riset Rho Motion dalam sebuah laporan yang dilansir The Business Times, Jumat (2/5).

Tarif Uni Eropa hingga 45,3 persen untuk kendaraan listrik bertenaga baterai (BEV) buatan China mulai berlaku penuh pada November lalu untuk mencegah membanjirnya mobil murah.

Baca juga: Penjualan mobil Jerman turun di Meksiko karena pendatang baru China

Menghadapi gangguan dari kebijakan tarif Amerika Serikat (AS), Uni Eropa dan China sedang menegosiasikan pelonggaran pungutan Eropa.

Sementara itu, produsen mobil listrik seperti BYD dan Leapmotor telah menyesuaikan strategi Eropa mereka untuk beradaptasi dengan tarif Uni Eropa dan adopsi massal BEV yang lebih lambat dari yang diharapkan di Eropa.

Beberapa hari lalu, BYD mengatakan tahun ini mereka akan memperkenalkan dua model PHEV lagi di Jerman.

Baca juga: VW, BMW, Mercedes, Porsche alami risiko serius di bawah pimpinan Trump

BYD membayar tarif 27,5 persen untuk BEV yang dijualnya di UE, dan 10 persen untuk PHEV. Itu berarti membayar 10.257 euro (Rp191,4 juta) untuk setiap Atto 3 BEV yang dijualnya di Jerman, dan 3.999 euro (Rp74,6 juta) untuk Seal U PHEV.

Penjualan BEV BYD di UE pada bulan Maret meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 4.633 unit, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara penjualan PHEV dari sebelumnya nol (tidak ada), kini meningkat menjadi 3.269 unit.

Baca juga: BYD: Tarif untuk mobil listrik China hanya sementara

Chery, yang juga membayar tarif dasar 10 persen dan pungutan tambahan 21,3 persen untuk BEV, menjual 310 BEV dan 757 PHEV.

SAIC menghadapi tarif BEV tertinggi sebesar 35,3 persen. Namun, laporan tersebut mengatakan bahwa SAIC belum meningkatkan penjualan PHEV sebanyak itu.

Baca juga: Volvo EX30 telat tiba di AS karena tarif impor

Pewarta:
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |