China kembali tegaskan tidak mengejar surplus perdagangan

3 weeks ago 5
China tidak menargetkan surplus perdagangan

Beijing (ANTARA) - China tidak mengejar surplus perdagangan, dan neraca perdagangan negara tersebut dipengaruhi oleh kekuatan pasar internasional yang lebih luas alih-alih intervensi yang disengaja, kata seorang pihak berwenang.

Wang Lingjun, selaku wakil kepala Administrasi Umum Kepabeanan (General Administration of Customs/GAC) China, menyampaikan pernyataan itu sebagai respons atas pertanyaan mengenai surplus perdagangan dalam sebuah konferensi pers mengenai kinerja perdagangan China pada 2024, Senin (13/1).

"China tidak menargetkan surplus perdagangan. Tingkat ekspor, impor, dan neraca perdagangan yang spesifik adalah hasil dari dinamika penawaran dan permintaan internasional, pembagian kerja industri, dan kompetisi pasar," kata Wang.

Wang menyatakan bahwa surplus perdagangan China, jika dilihat secara persentase dari produk domestik bruto, berada dalam rentang yang wajar dan telah menurun secara signifikan dari level tertinggi dalam sejarah. Selain itu, tingkat surplus perdagangan China masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara pengekspor besar lainnya.

Wang juga mengkritik beberapa negara yang memberlakukan kontrol ekspor yang lebih ketat terhadap China, menyebut kebijakan tersebut kontradiktif.

"China ingin meningkatkan impor, tetapi jika Anda tidak mengizinkan barang itu masuk, dan kemudian Anda khawatir tentang surplus perdagangan kami, maka hal itu secara inheren tidak konsisten," ujarnya.

China secara aktif berupaya untuk mendiversifikasi impor, kata Wang, dengan menyebutkan bahwa Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) tahunan, tarif yang lebih rendah, dan akses pasar yang diperluas sebagai langkah kunci.

Langkah-langkah ini tidak hanya mendorong volume impor yang mencapai rekor tertinggi, tetapi juga memungkinkan lebih banyak negara dan bisnis untuk mendapatkan keuntungan dari peluang di pasar China, mendorong pertumbuhan perdagangan yang lebih seimbang.

Wang lebih lanjut membahas kekhawatiran tentang meningkatnya proteksionisme perdagangan, dengan merujuk pada Laporan Perdagangan Global 2024 yang diterbitkan oleh Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO). Laporan tersebut memperingatkan bahwa kebijakan proteksionis akan merugikan pertumbuhan ekonomi semua negara.

Meskipun menghadapi hambatan eksternal, Wang mengatakan bahwa China tetap berkomitmen memperluas keterbukaan, menentang proteksionisme, dan memperjuangkan kerja sama yang saling menguntungkan.

China akan terus membuka pintunya lebih lebar dengan tekad yang tak tergoyahkan, kata Wang, seraya menyatakan bahwa melalui tindakan praktis, China akan mendorong kolaborasi, berbagi peluang, dan mendukung pembangunan dengan semua negara.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |