China-ASEAN gelar dialog kerja sama pelestarian warisan budaya

3 months ago 22

Lanzhou (ANTARA) - Sebuah acara dialog pelestarian warisan budaya China-ASEAN, yang mengusung tema "Melestarikan Warisan Budaya dan Bersama-sama Memulai Pembangunan Cerdas", baru-baru ini diselenggarakan di Kota Tianshui, Provinsi Gansu, China barat laut, untuk mendiskusikan pembangunan berkelanjutan di bidang pelestarian warisan budaya serta mempererat kerja sama terkait.

Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari lembaga pemerintah, kalangan cendekiawan budaya, serta pemuda China dan negara-negara ASEAN. Mereka berkumpul di Gansu, provinsi yang dikenal memiliki sejumlah situs bersejarah penting, seperti Gua Mogao di Dunhuang.

Dalam acara pembukaan yang digelar pada Jumat (20/6), Yu Yunquan, selaku wakil ketua Administrasi Penerbitan Bahasa Asing China, menyampaikan bahwa eksplorasi pertukaran dan kerja sama pelestarian warisan budaya China-ASEAN yang lebih inovatif dan berkelanjutan selaras dengan perkembangan tren serta membantu memperkuat persahabatan kedua belah pihak.

Somlak Charoenpot, wakil presiden The Siam Society di bawah naungan Royal Patronage Thailand, sudah lama berkecimpung dalam pelestarian budaya dan penelitian museologi di Thailand. Dia mengenang pengalamannya dalam penyelenggaraan sebuah pameran yang berasal dari Xi'an, sebuah kota kuno China, di Thailand. "Antrean (pengunjung) di museum Thailand saat itu sangat panjang, menunjukkan antusiasme masyarakat Thailand terhadap kebudayaan dan sejarah China kuno," tuturnya.

Menurut Charoenpot, seiring makin eratnya pertukaran budaya antara Thailand dan China, kedua belah pihak perlu lebih meningkatkan dialog dalam pelestarian warisan budaya. Upaya ini diyakini akan mempererat hubungan dan kedekatan kedua bangsa.

Selain itu, Charoenpot menyoroti penerapan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), realitas virtual (virtual reality/VR), dan realitas tertambah (augmented reality/AR) dalam pameran budaya. Menurutnya, pemanfaatan teknologi tersebut dapat terus didorong di negara-negara lain, termasuk Thailand.

Pauline Fan, seorang cendekiawan budaya tradisional asal Malaysia, memperkenalkan praktik-praktik yang dilakukan Malaysia dalam melestarikan seni tari dan pertunjukan panggung tradisional lainnya di Malaysia. Dia juga menyampaikan harapannya untuk mempelajari lebih lanjut tentang praktik yang diterapkan China dalam bidang pengembangan kebudayaan tradisional serta arkeologi

Sementara itu, Qiu Jian, selaku ketua biro artefak budaya provinsi Gansu, dalam pidatonya mengatakan bahwa setiap negara memiliki sumber sejarah dan budaya yang berbeda-beda, serta menerapkan langkah-langkah perlindungan kebudayaan yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing. "Dialog seperti ini akan mendorong kerja sama kita dalam perlindungan warisan budaya, serta dalam pemanfaatan dan pengelolaannya di masa depan," kata Qiu.

Para hadirin dijadwalkan mengunjungi berbagai situs warisan budaya di Gansu selama gelaran dialog tersebut.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |