CGTN: Perangkat kebijakan ekonomi Tiongkok: Apa agenda rapat kerja terbaru pemimpin CPC?

9 hours ago 7

Beijing, (ANTARA/PRNewswire)- CGTN menerbitkan artikel tentang rapat kerja pemimpin Tiongkok yang baru saja berlangsung untuk membahas kondisi ekonomi dan lapangan pekerjaan. Selain perangkat kebijakan ekonomi Tiongkok, artikel ini juga mengulas daya tahan dan potensi ekonomi Tiongkok. Artikel ini juga mengangkat fokus dari agenda rapat tersebut, yakni mempercepat penerapan kebijakan makro yang lebih proaktif dan efektif, serta peningkatan konsumsi di sektor jasa agar aktivitas konsumsi nasional dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

Ekonomi Tiongkok mengawali tahun dengan baik pada Triwulan I-2025 dengan kinerja dan daya tahan yang stabil.

PDB Tiongkok tumbuh sebesar 5,4% dari PDB pada 2023 sehingga mencapai RMB 31,8758 triliun (sekitar $4,42 triliun) pada Triwulan I-2025, mencatat pertumbuhan tertinggi di antara negara-negara besar lain di dunia. Maka, Tiongkok lebih siap menghadapi kondisi dunia yang tidak menentu.

Dalam sebuah rapat yang diadakan Biro Politik Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok, Jumat lalu, para pemimpin Tiongkok mengkaji dan mempelajari kondisi dan program ekonomi yang tengah berjalan.

Mencatat peningkatan ekonomi pada tahun ini, sikap publik yang bertambah optimis, serta perkembangan yang terus tercapai dalam pembangunan bermutu tinggi, rapat tersebut mendorong upaya untuk mempercepat penerapan kebijakan makro yang lebih proaktif dan efektif, serta meningkatkan konsumsi di sektor jasa agar aktivitas ekonomi nasional dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

Kebijakan makro yang lebih proaktif dan efektif

Selain PDB, sejumlah indikator ekonomi Tiongkok lain telah melampaui ekspektasi pasar pada triwulan pertama. Misalnya, investasi aset tetap telah meningkat 4,2% dari tahun lalu, sedangkan investasi infrastruktur tumbuh sebesar 5,8%, dan investasi manufaktur sebesar 9,1%.

Berkat dukungan kebijakan, respons pada tingkat pemerintah lokal, serta momentum inovasi yang berlangsung cepat, ekonomi Tiongkok memiliki daya tahan dan potensi cerah.

Tiongkok juga telah mempersiapkan kebijakan demi menghadapi perubahan eksternal, bahkan sederet kebijakan makro yang tepat sasaran telah berjalan. Semakin banyak kebijakan lain akan diterapkan Tiongkok secara bertahap untuk memitigasi guncangan eksternal.

Di rapat kerja pada Jumat lalu, pemimpin Tiongkok mendorong pemanfaatan kebijakan fiskal yang lebih proaktif, serta kebijakan pelonggaran moneter. Lalu, koordinasi program ekonomi dalam negeri, serta aktivitas ekonomi dan perdagangan internasional juga perlu digalakkan. Rapat tersebut pun mengimbau agar urusan dalam negeri dikelola dengan baik, serta lapangan pekerjaan, iklim usaha, pasar, dan ekspektasi tetap terjaga.

Menurut Luo Zhiheng, Ekonom Kepala Yuekai Securities, sejumlah langkah harus ditempuh agar perangkat kebijakan agregat dan struktural benar-benar dimanfaatkan. Sementara, rasio kewajiban cadangan wajib dan tingkat suku bunga dapat diturunkan jika dibutuhkan. Di sisi lain, aktivitas konsumsi dan investasi perusahaan perlu ditingkatkan.

Pendekatan multidimensi untuk perusahaan-perusahaan yang tengah mengalami kesulitan

Demi membantu sejumlah perusahaan yang tengah mengalami kesulitan, rapat tersebut menganjurkan pendekatan multidimensi, termasuk bantuan keuangan yang lebih gencar, serta mempercepat integrasi sektor perdagangan dalam dan luar negeri.

Menekankan pentingnya upaya untuk menjaga mata pencaharian masyarakat, rapat tersebut juga merekomendasikan, nilai pengembalian dana jaminan sosial ketenagakerjaan untuk sejumlah perusahaan yang paling terdampak kenaikan tarif perdagangan akan ditingkatkan. Hal ini berkaitan dengan penggajian karyawan.

Di tengah kenaikan tarif perdagangan oleh Amerika Serikat (AS), perusahaan-perusahaan Tiongkok yang aktif terlibat dalam perdagangan asing aktif merespons dengan produk-produk inovatif, meraih pesanan, dan memperluas pasar.

Tiongkok juga cepat menempuh langkah demi meredam kenaikan tarif tersebut -- merambah pasar luar negeri yang lebih luas sekaligus memperkuat saluran penjualan dalam negeri dengan produk-produk yang lebih baik.

Bai Wenxi, Vice Chairman, China Enterprise Capital Alliance, mendorong agar kebijakan-kebijakan demikian dimanfaatkan sebagai bantuan keuangan dan subsidi kupon konsumsi untuk membantu perusahaan perdagangan asing, serta meningkatkan subsidi keuangan untuk perusahaan ekspor-ke-domestik.

Mendorong aktivitas konsumsi di sektor jasa

Rapat kerja pada Jumat lalu juga membahas upaya untuk meningkatkan aktivitas konsumsi, serta mengimbau penghapusan kebijakan yang menghambat sektor konsumsi, dan menganjurkan fasilitas relending untuk aktivitas konsumsi jasa dan layanan perawatan lansia.

Aktivitas konsumsi di sektor jasa secara bertahap menjadi motor baru yang menggerakkan pertumbuhan ekonomi, serta merealisasikan potensi konsumsi. Pada Triwulan I-2025, penjualan ritel barang-barang konsumsi, salah satu indikator utama untuk menilai daya tahan aktivitas konsumsi masyarakat, tumbuh sebesar 4,6% dari tahun sebelumnya.

Dengan sejumlah kebijakan tepat sasaran untuk meningkatkan konsumsi, nilai belanja yang berkaitan dengan sektor jasa juga meningkat. Sepanjang triwulan pertama, penjualan ritel di sektor jasa mengalami pertumbuhan 5% dari tahun lalu.

Sejumlah arahan pemerintah untuk meningkatkan konsumsi di sektor jasa pun gencar diterapkan. Misalnya, pemerintah Tiongkok telah meluncurkan rencana kerja yang mendorong konsumsi di sektor jasa pada 2025, serta memperkenalkan langkah-langkah baru untuk meningkatkan konsumsi di sektor jasa dalam negeri guna merangsang permintaan domestik.

Dalam laporan yang diterbitkan lembaga kajian China Institute for Reform and Development, konsumsi per kapita warga perkotaan dan pedesaan Tiongkok di sektor jasa pada 2030 diperkirakan menembus RMB 20.000, setengah dari konsumsi total.

Konsumsi di sektor jasa turut mendorong aktivitas konsumsi barang-barang lain, sedangkan tren "goods-like services" juga tengah digemari di Tiongkok, seperti disampaikan Chi Fulin, Kepala China Institute for Reform and Development.

Informasi selengkapnya:

https://news.cgtn.com/news/2025-04-25/Unboxing-China-s-economic-policy-tools-after-latest-leadership-meeting-1CRzRDF2bLi/p.html

SOURCE CGTN

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |