Jakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Provinsi DKI Jakarta Iin Mutmainnah mengimbau anak untuk berani mencegah dan melawan tindak kekerasan, terutama di lingkungan sekolah.
“Memang rata-rata kejadian awalnya adalah keberanian untuk 'speak up' (angkat bicara) dulu. Jadi, kami mengimbau dan mengajak kepada seluruh pihak di lingkungan sekolah untuk melapor sejak dini,” kata Iin saat dijumpai di kawasan Jakarta Timur, Senin.
Iin mengakui, meski sosialisasi terus digalakkan, namun kasus kekerasan pada anak kerap terjadi di Jakarta.
Hingga Juli 2025, Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPPA) DKI Jakarta mencatat sudah menangani sebanyak 1.113 kasus kekerasan terhadap anak. Sedangkan pada 2024, total ada 2.041 kasus kekerasan.
Kendati demikian, Iin mengatakan hal ini terus menjadi perhatian dan juga evaluasi bagi dirinya beserta jajaran.
Baca juga: DKI sediakan tim khusus untuk cegah kekerasan saat MPLS
Iin mengatakan, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi khususnya pada anak-anak sehingga mereka dapat melindungi diri dari kekerasan.
“Hari ini banyak istilah yang memang seringkali menimpa anak-anak atau siswa-siswi. 'Body shaming' (celaan fisik), 'mental hurt' (sakit hati). Kita perlu pastikan mereka mendapat edukasi dulu, setelah edukasi, dimotivasi, implementasinya adalah bersama-sama,” kata Iin.
Menurut dia, selain anak-anak, guru dan juga terutama orang tua siswa juga harus peduli terhadap hal ini karena sekolah utama anak adalah keluarga.
Karena itu, tegasnya, keluarga juga perlu menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak. Jangan sampai justru mereka mendapatkan atau belajar terkait kekerasan di rumah.
“Orang tua siswa juga harus peduli karena sekolah yang utama itu ada di keluarga. Ketika orang tua peduli dan mendidik anak-anak dengan baik, Insyaa Allah berada dimana pun, mereka akan baik,” kata Iin.
Baca juga: Tren kasus kekerasan anak di Jakarta meningkat
Lebih lanjut, sebagai langkah untuk menghindarkan diri dari kekerasan, Iin mengatakan anak-anak perlu bijak dalam menggunakan media sosial serta memperhatikan lingkungan internal dan eksternal.
Iin juga mengimbau agar anak-anak dapat membangun kebersamaan dan solidaritas sehingga, seluruh pihak dapat saling bahu membahu untuk mencegah terjadinya kekerasan.
“Kita inginkan anak-anak kita, siswa-siswa ini menjadi 'agent of change' (agen perubahan). Ketika mereka keluar dari sekolah atau di luar pintu gerbang, mereka juga adalah anggota masyarakat yang bisa menjadi pelopor bagi masyarakat di lingkungannya,” kata Iin.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.