Jakarta (ANTARA) - Jika Anda sering melihat harga suatu barang atau gaji yang ditulis dengan angka dan huruf "K", seperti Rp100K atau 500K, mungkin pernah bertanya-tanya, mengapa huruf "K" digunakan untuk menyebut ribuan rupiah? Apakah ini hanya sekadar kebiasaan atau ada makna khusus di baliknya?
Sebenarnya, penggunaan huruf "K" pada uang bukan sekedar kebiasaan, melainkan untuk melambangkan ribuan bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga digunakan secara universal dalam berbagai konteks, termasuk sains dan ekonomi.
Huruf "K" berasal dari kata "kilo", yang dalam sistem metrik berarti seribu. Oleh karena itu, ketika seseorang menuliskan 100K, itu berarti 100.000 rupiah. Namun, bagaimana awal mula penggunaan "K" dalam dunia finansial dan kenapa begitu populer di Indonesia? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini, yang telah dilansir dari berbagai sumber.
Baca juga: Asal usul penamaan dan sejarah Kota Depok
Awal mula huruf “K” dalam nominal uang dengan singkatan ribu
Huruf "K" sering digunakan untuk mewakili angka ribuan dalam berbagai konteks, termasuk dalam keuangan. Menurut kamus Merriam-Webster, "K" berasal dari kata "kilo", yang merupakan satuan dalam Sistem Satuan Internasional (SI).
Kata ini umum digunakan dalam berbagai ukuran, seperti kilometer untuk jarak dan kilogram untuk berat, yang masing-masing berarti seribu meter dan seribu gram, inilah salah satu yang menyebabkan banyak orang mengganti "ribu" dengan "K".
Secara etimologis, istilah "kilo" berakar dari bahasa Yunani "chilioi", yang berarti banyak atau berjumlah besar. Seiring waktu, penggunaan "K" sebagai simbol angka ribuan mulai diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi dan perdagangan.
Penerapannya sudah ada sejak pertengahan 1940-an, ketika sistem metrik mulai digunakan untuk menyederhanakan penulisan angka besar agar lebih mudah dibaca dan dipahami secara universal. Konsep ini semakin berkembang dan diadopsi oleh kelompok riset Antoine Lavoisier pada 1975-an yang berkontribusi dalam penyempurnaan sistem metrik modern.
Hingga saat ini, simbol "K" telah menjadi standar dalam penulisan angka besar, termasuk dalam transaksi keuangan. Sebagai contoh, di Inggris, $10.000 sering ditulis sebagai $10K untuk mempersingkat angka yang besar.
Dalam praktik sehari-hari, penggunaan "K" semakin lazim, terutama dalam perdagangan dan pemasaran. Banyak toko dan usaha kecil menggunakan format ini untuk mempermudah penyebutan harga, sehingga konsumen lebih mudah memahami tanpa harus membaca angka penuh.
Bukti historis menunjukkan bahwa penggunaan "K" sebagai simbol ribuan sudah tercatat dalam buku teks Basic Electrical Engineering yang diterbitkan oleh McGraw-Hill pada tahun 1945.
Tak lama setelahnya, perusahaan elektronik Radio Corporation of America (RCA) juga mencantumkan istilah ini dalam glosarium mereka pada tahun 1947. Sejak saat itu, penggunaan "K" semakin meluas dan menjadi bagian dari standar penulisan angka dalam berbagai bidang.
Baca juga: Asal usul istilah ngabuburit dan tradisinya yang populer
Penggunaan "K" dalam dunia teknologi
Selain digunakan untuk menyatakan nominal uang, huruf "K" juga sering dijumpai dalam dunia teknologi, terutama dalam hal resolusi layar. Misalnya, istilah 2K dan 4K yang umum digunakan untuk menggambarkan tingkat ketajaman suatu gambar atau video.
Pada resolusi 2K, jumlah pikselnya mencapai 2.560 x 1.440, sedangkan resolusi 4K memiliki ukuran 3.840 x 2.160 piksel. Semakin tinggi angka "K" dalam resolusi, semakin jernih dan tajam tampilan yang dihasilkan, karena jumlah piksel yang lebih banyak memungkinkan detail gambar lebih jelas terlihat.
Baca juga: Penemuan Fosil di China Timur Ungkap Wawasan Baru Asal-Usul Burung
Baca juga: Sejarah dan asal usul Shalat Jumat dalam Islam
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025