IAI usul pemerintah kaji serius pola hidup vertikal di Jakarta 

16 hours ago 5
banjir yang melanda Jakarta serta wilayah penyangga seperti Bogor dan Bekasi pada Maret ini bukan sekadar bencana alam

Jakarta (ANTARA) - Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta mengusulkan agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengkaji dan mengimplementasikan secara serius pola hidup vertikal sebagai solusi jangka panjang mengatasi permasalahan banjir.

"Pola hidup vertikal di Jakarta harus dilakukan secara serius sebagai solusi jangka panjang. Selain itu, desain rumah panggung yang lebih adaptif terhadap banjir perlu dikenalkan dan diterapkan secara lebih luas," kata Ketua IAI Jakarta Teguh Aryanto dalam keterangan resminya, Selasa.

Baca juga: Jakarta harus bangun hunian terjangkau bagi pekerja asal Bodetabek

IAI Jakarta berpendapat banjir yang melanda Jakarta serta wilayah penyangga seperti Bogor dan Bekasi pada Maret ini bukan sekadar bencana alam, tetapi juga akibat dari permasalahan tata kota dan tata laku yang sudah lama terjadi dan belum terselesaikan dengan baik.

Kawasan hulu yang seharusnya berfungsi sebagai daerah resapan air semakin berkurang akibat alih fungsi lahan yang tidak terkendali.

Sementara wilayah hilir, khususnya Jakarta, semakin padat dengan bangunan yang mengurangi area resapan air dan memperparah dampak banjir.

Baca juga: DKI: KTV selain berfungsi benahi hunian juga untuk tingkatkan ekonomi

Karena itu, IAI Jakarta berpendapat perlu adanya langkah nyata dan sistematis untuk mengatasi permasalahan ini secara menyeluruh.

Selain pola hidup vertikal, dan desain rumah panggung, IAI Jakarta juga mengusulkan perbaikan tata kota. Penyempitan aliran air dan berkurangnya area resapan air akibat kesalahan perencanaan harus dibenahi.

Selain itu, penegakan aturan pembangunan juga harus dilakukan secara tegas untuk mencegah pelanggaran lebih lanjut.

Hal lainnya, yakni perbaikan tata laku masyarakat. Masyarakat perlu lebih disiplin dalam membuang sampah, menjaga kebersihan, serta mematuhi aturan pembangunan agar tidak memperburuk kondisi tata ruang kota.

Baca juga: Cara dan syarat daftar jadi penghuni Rusunawa lewat aplikasi Sirukim

Di sisi lain, harus ada perlindungan daerah hulu sebagai kawasan resapan air, penghijauan kembali, penghentian alih fungsi lahan yang tidak sesuai, serta pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan harus menjadi prioritas.

Selanjutnya, normalisasi sungai dari hulu hingga hilir. Penanganan sungai harus dilakukan secara menyeluruh, bukan hanya di Jakarta tetapi dari sumbernya di hulu hingga ke hilir.

Dalam hal ini, upaya pengerukan, pelebaran, dan perbaikan sistem drainase perlu segera dilaksanakan.

IAI Jakarta juga memandang penting penambahan area resapan air melalui pembuatan sumur resapan, penggunaan material perkerasan yang ramah lingkungan, serta penerapan konsep kota hijau yang perlu diperbanyak agar air dapat terserap ke dalam tanah dengan optimal.

Langkah lainnya yakni pembangunan waduk dan taman tampung air untuk mengurangi dampak banjir.

"Perlu diperbanyak waduk dan taman yang mampu menampung air hujan dan mengurangi aliran air permukaan," kata IAI Jakarta.

Terakhir, harus ada mitigasi dan penanganan pascabencana. Pemerintah dan masyarakat harus memiliki sistem mitigasi yang baik, termasuk kesiapan dalam menghadapi banjir serta langkah-langkah pemulihan pasca bencana agar dampaknya dapat diminimalisir.

Teguh mengatakan masyarakat, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat harus bahu-membahu dan secara konsisten menangani masalah banjir.

"Kami percaya bahwa dengan kolaborasi yang erat dan keseriusan dalam implementasi solusi, masalah banjir dapat diatasi secara lebih efektif demi masa depan kota yang lebih baik dan berkelanjutan," demikian kata Teguh.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |