BRIN sebut keunggulan tumpang sari dalam budi daya tanaman pangan

5 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Peneliti Pusat Riset Tanaman Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Runik Dyah Purwanigrahayu memaparkan keunggulan metode tumpang sari dalam budi daya tanaman pangan, khususnya di lahan yang kering.

Dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa, Runik memaparkan lahan kering dengan iklim basah umumnya memiliki tingkat keasaman (pH) tanah yang tinggi, sedangkan lahan kering dengan iklim kering cenderung memiliki pH lebih tinggi dan kekurangan air. Salah satu strategi yang telah lama diterapkan secara lokal oleh petani adalah sistem tumpang sari.

"Aneka kacang banyak ditumpangsarikan dengan tanaman utama lainnya, seperti tanaman pangan maupun tanaman perkebunan," katanya.

Runik memaparkan metode tumpang sari adalah penanaman dua atau lebih jenis tanaman dalam satu lahan dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan faktor produksi guna meningkatkan hasil panen serta pendapatan petani.

"Peluang pengembangan tanaman aneka kacang di lahan kering beriklim basah cukup besar. Misalnya, pada lahan dengan tanah masam, kita bisa mengintegrasikan tanaman ini ke dalam perkebunan sawit, karet, dan sebagainya," lanjut dia.

Runik juga menyebutkan bahwa tumpang sari juga dapat diterapkan di lahan kering beriklim kering. Tanaman seperti ubi kayu dan jagung dapat ditanam di bawah tegakan jati atau kayu putih. Namun, ia menyebutkan terdapat tantangan yang harus diperhatikan, yakni kompetisi antar tanaman dalam memanfaatkan sinar matahari.

"Kita perlu memainkan pola tanam yang sesuai agar fotosintesis tetap optimal dalam sistem tumpang sari ini," ujarnya.

Runik memaparkan metode tumpang sari berpotensi diterapkan pada lahan tebu. Dari penelitian yang dilakukan, kombinasi tumpang sari antara tebu dan kedelai menunjukkan hasil yang menguntungkan dengan nilai nisbah kesetaraan lahan (NKL) di atas 1.

Begitu pula dengan tumpang sari di bawah tegakan jati, lanjut dia, yang sebaiknya diterapkan pada tanaman jati dengan umur di bawah empat tahun.

Dalam penelitian lain, kata Runik, kombinasi tumpang sari ubi kayu, jagung, dan kedelai menunjukkan hasil yang menjanjikan di lahan kering beriklim basah.

"Di lahan masam, kombinasi ini menghasilkan rasio biaya terhadap keuntungan di atas 1, sehingga dapat direkomendasikan untuk meningkatkan pendapatan petani," ungkapnya.

Runik menyimpulkan bahwa produktivitas tumpang sari dapat ditingkatkan melalui berbagai pendekatan agronomi, di antaranya peningkatan efisiensi penangkapan radiasi matahari, populasi tanaman yang optimal, pengaturan pola tanam yang tepat, serta pengelolaan air dan hama penyakit yang baik.

Melalui strategi yang tepat, Runik berharap budidaya tanaman pangan dengan metode tumpang sari di lahan kering dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan petani, sekaligus mewujudkan Astacita Presiden RI Prabowo Subianto dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Baca juga: Wamentan minta pengusaha sawit lakukan tumpang sari tanaman pangan

Baca juga: Gapki dukung program ketahanan pangan tumpang sari sawit-padi

Baca juga: BRIN kembangkan varietas jagung tahan hama dan perubahan iklim

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |