Jakarta (ANTARA) - Stres dapat berdampak luas pada kesehatan mental dan fisik, terutama jika dipicu oleh tekanan hidup seperti pekerjaan, masalah keuangan, atau konflik pribadi.
Jika tidak dikelola dengan baik, stres berkepanjangan berisiko menyebabkan depresi, gangguan jiwa, bahkan mendorong seseorang mengambil keputusan ekstrem.
Penelitian menunjukkan bahwa stres kronis dapat mengganggu fungsi otak, melemahkan sistem kekebalan tubuh, serta meningkatkan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
Tanpa strategi yang efektif, seseorang rentan mengalami kecemasan dan kelelahan mental, yang memperburuk kesejahteraan psikologis.
Dampak stres juga dirasakan oleh lingkungan sekitar, termasuk keluarga dan tempat kerja. Jika dibiarkan tanpa solusi, kualitas hidup individu akan menurun drastis.
Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang tepat agar stres tidak berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius.
Baca juga: Stres dalam pekerjaan hingga gaya hidup bisa sebabkan disfungsi ereksi
Dampak stres pada kesehatan
Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Menurut penelitian, beberapa dampak utama stres meliputi:
1. Gangguan fisik
Stres dapat memicu sakit kepala, migrain, sakit punggung, asma, eksim, artritis, palpitasi, gangguan pencernaan, diare, dan insomnia. Meskipun tidak mengancam jiwa, kondisi ini dapat menurunkan kualitas hidup.
2. Gangguan mental
Secara mental, stres dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan gangguan suasana hati lainnya. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menurunkan kualitas hidup dan produktivitas seseorang.
3. Dapat menimbulkan penyakit serius
Stres kronis berpotensi meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan kanker. Gangguan ini dapat mengancam kehidupan jika tidak ditangani dengan tepat.
Baca juga: Langkah-langkah untuk menenangkan pikiran sebelum tidur
Cara efektif mengatasi stres
Mengelola stres dengan baik sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan menurut para peneliti, diantaranya:
1. Olahraga teratur
Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda, atau yoga dapat membantu menurunkan tingkat stres dan meningkatkan mood.
2. Teknik relaksasi
Meditasi, pernapasan dalam, dan teknik relaksasi lainnya efektif dalam menenangkan pikiran dan mengurangi kecemasan.
3. Tidur yang cukup
Pastikan Anda mendapatkan tidur yang berkualitas selama 7-9 jam per malam untuk memulihkan energi dan menstabilkan emosi.
4. Pola makan sehat
Konsumsi makanan bergizi seimbang dan hindari asupan kafein atau alkohol berlebihan yang dapat meningkatkan kecemasan.
Baca juga: Jepang catat 5.400 kematian akibat stres pascabencana sejak 1995
5. Manajemen waktu
Atur jadwal dengan baik, prioritaskan tugas, dan berikan waktu untuk istirahat guna mencegah kelelahan fisik.
6. Dukungan sosial
Berbagi perasaan dengan teman atau keluarga dapat meringankan beban pikiran dan memberikan perspektif baru.
7. Hindari zat adiktif
Menggunakan alkohol, rokok, atau obat-obatan terlarang sebagai pelarian hanya akan memperburuk kondisi stres dalam jangka panjang.
8. Konsultasi profesional
Jika merasa kesulitan mengelola stres, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau konselor.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, individu dapat mengelola stres dengan lebih efektif sehingga dampak negatifnya terhadap kesehatan dapat diminimalkan. Kebiasaan seperti olahraga, tidur yang cukup, dan teknik relaksasi membantu menjaga keseimbangan emosional serta meningkatkan daya tahan tubuh terhadap tekanan.
Selain itu, dukungan sosial dan manajemen waktu yang baik juga berperan penting dalam mengurangi stres. Dengan mengatur jadwal secara efisien dan berbagi perasaan dengan orang terdekat, seseorang dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih tenang dan sehat.
Baca juga: Stres memicu kecemasan atas hal tak berbahaya
Baca juga: Psikolog sebut permainan "Koin Jagat" bisa picu stres pemainnya
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025