Denpasar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Bali menyebutkan jalan rusak yang menghambat jalur distribusi Denpasar-Gilimanuk pada Juli 2025 ikut mendorong inflasi hingga mencapai 3,16 persen tahun ke tahun (yoy).
“Kalau lihat polanya tiap Juli cenderung inflasi karena beberapa pengulangan seperti peristiwa tahun ajaran baru dan libur panjang, tapi Juli ini cenderung berbeda karena tantangannya tidak hanya peningkatan permintaan tapi juga karena jalur distribusi mengalami gangguan,” kata Kepala BPS Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan di Denpasar, Jumat.
Ia menyebutkan setidaknya ada tiga catatan peristiwa terkait jalur distribusi yang mempengaruhi inflasi, yaitu jalan rusak atau ambles di Jalur Denpasar-Gilimanuk, pembatasan 15 kapal di Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk, dan penutupan Jalur Gumitir yang merupakan akses menuju Bali.
“Ada gangguan jalur distribusi signifikan ada beberapa itu, waktu itu saya ingat Pak Sekda Bali langsung ambil tindakan rapat pengendalian inflasi karena dirasa akan berpengaruh, 7 Juli kemarin amblesnya jalan nasional berakibat pada akses distribusi logistik karena banyak barang di Bali yang didatangkan dari Jawa,” ujarnya.
Dibandingkan Juli 2024, angka inflasi 3,16 persen ini juga tercatat sebagai inflasi tertinggi sepanjang bulan Juli selama 3 tahun terakhir.
Jika dibedah, BPS Bali menemukan kelompok makanan, minuman dan tembakau masih dominan menyumbang inflasi, yaitu andilnya 1,88 persen terhadap total inflasi.
Kemudian disusul kelompok pendidikan memberi andil 0,24 persen dan kelompok perawatan pribadi andil 0,38 persen.
Agus Gede juga membedah berdasarkan komoditasnya dan ditemukan penyumbang inflasi paling dominan adalah tomat 0,29 persen, kemudian beras 0,26 persen, bawang merah 0,25 persen, kopi bubuk 0,16 persen, daging babi 0,10 persen, sewa rumah 0,10 persen, dan emas perhiasan 0,10 persen.
BPS Bali tidak menghitung lebih jauh seberapa besar jalan rusak menyumbang inflasi, namun jika dilihat dampaknya pada jalur distribusi logistik, Agus Gede memperkirakan sebagian komoditas penyumbang inflasi adalah yang terdampak kejadian tersebut.
“Bisa jadi itu termasuk komoditas yang terhalang tapi lima komoditas penyumbang terbesar itu artinya dialah yang memberikan kontribusi terbesar, bisa jadi barang-barang tersebut termasuk yang didatangkan dari Jawa tapi belum tentu semua,” ujarnya.
BPS Bali juga melihat kondisi ke empat kota dan ditemukan pula inflasi pada Juli 2025 secara tahun ke tahun.
“Pada Juli 2025 tingkat inflasi tahunan tertinggi tercatat di Tabanan 3,60 persen dan terendah Badung 2,29 persen,” ucap Agus Gede.
Baca juga: BPS Bali catat inflasi Juni 2025 di angka 0,44 persen
Baca juga: BPS Bali catat kunjungan wisatawan asal India pada Mei 2025 naik
Baca juga: Sebanyak 2 juta wisman sudah masuk Bali hingga April 2025
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.