BPOM-HSA Singapura jajaki kolaborasi pengembangan obat inovatif

7 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) Health Sciences Authority (HSA) Singapura Raymond Chua di sela-sela rangkaian Asian Network Meeting guna mengeksplor kolaborasi di bidang obat-obatan inovatif.

Adapun HSA merupakan regulator yang bertanggung jawab atas peredaran produk kesehatan termasuk obat-obatan di negara Singapura, layaknya BPOM di Indonesia. BPOM dan HSA merupakan anggota ASEAN Pharmaceutical Product Working Group (PPWG).

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan bahwa pertemuan ini dilakukan di sela-sela rangkaian Asian Network Meeting (ANM) di Tokyo, Jepang.

Dia menjelaskan, salah satu langkah strategis yang tengah dijajaki BPOM adalah kerja sama dengan HSA Singapura, yang mana akan dilaksanakan melalui mekanisme asesmen bersama guna memperkuat kolaborasi, berbagi pengetahuan dan keahlian dalam evaluasi izin edar, guna mempercepat akses masyarakat terhadap obat-obatan inovatif.

Taruna menyebutkan bahwa sejumlah topik yang didiskusikan mengenai pengembangan regulasi di berbagai bidang yang tengah berkembang, antara lain penerapan kecerdasan buatan (AI) dalam layanan dan produk kesehatan, obat terapi lanjutan (ATMP), keamanan siber, hingga perluasan akses ke obat-obatan inovatif.

Dalam pertemuan tersebut, dia juga menjelaskan bahwa pihaknya terus memperluas jaringan dan kerja sama internasional sebagai bagian dari upaya meraih pengakuan sebagai otoritas regulatori obat dan makanan kelas dunia melalui status WHO-Listed Authority (WLA).

“Hal ini merupakan pengakuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terhadap lembaga regulator obat dan makanan yang telah terbukti memiliki sistem pengawasan yang andal, transparan, dan sejajar dengan standar global,” dia melanjutkan.

Dia pun menceritakan perjalanan BPOM dalam meningkatkan sistem regulasi pengawasan obat dan makanan yang telah diakui dunia internasional. Sejak tahun 2005, BPOM telah mencapai maturity level 3 secara keseluruhan, namun empat fungsi telah mendapat penilaian maturity level 4 pada 2018, yakni pada fungsi registrasi atau otorisasi pemasaran, vigilans, laboratorium, dan lot release.

Dia berharap, sembilan fungsi lain akan mencapai maturity level 4 melalui implementasi yang diakui WHO, sehingga berhasil masuk dalam WLA.

Adapun dalam kesempatan itu, HSA turut membagikan pengalaman mereka terkait asesmen dalam rangka memperoleh status dari WHO itu.

Kedua pihak pun sepakat untuk menyusun Nota Kesepahaman sebagai landasan kerja sama bilateral antara BPOM dan HSA di masa mendatang.

Baca juga: BPOM wujudkan kemandirian farmasi RI lewat peraturan tentang ATMP
Baca juga: BPOM rilis daftar 16 kosmetik berbahaya hasil pengawasan awal 2025

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |