BPJPH prioritaskan peningkatan daya saing global produk halal

1 day ago 3

Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Ahmad Haikal Hasan menekankan pentingnya peningkatan daya saing global bagi produk-produk halal Indonesia.

Menurut Haikal, Indonesia yang memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri halal global ternyata baru menguasai 3 persen dari total perdagangan industri halal dunia.

“Indonesia memiliki sumber daya dan pasar yang besar, tetapi masih tertinggal dalam ekspor produk halal. Kita harus bergerak cepat dan strategis untuk meningkatkan daya saing global. Proses sertifikasi halal kami genjot agar semakin mudah, murah, dan cepat, agar industri kita bisa lebih kompetitif di pasar internasional,” ujar Haikal dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan (Kemendag), pada periode Januari hingga Oktober 2024, Indonesia mencatatkan ekspor produk halal senilai 41,42 miliar dolar AS (sekitar Rp673,90 triliun).

Lebih lanjut, berdasarkan laporan dari Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), surplus neraca perdagangan produk halal Indonesia mencapai 29,09 miliar dolar AS (sekitar Rp474,9 triliun) pada periode yang sama.

Baca juga: BPJPH dan Kemendagri sinergi sertifikasi halal bagi pengusaha

Adapun sektor makanan olahan masih mendominasi ekspor dengan nilai 33,61 miliar dolar AS (sekitar Rp548,7 triliun), diikuti pakaian Muslim dengan nilai 6,83 miliar dolar AS (sekitar Rp111,5 triliun), farmasi dengan nilai 612,1 juta dolar AS (sekitar Rp9,9 triliun) dan kosmetik dengan nilai 362,83 juta dolar AS (Rp5,92 triliun).

Data ini diperoleh dari BPJPH, yang juga menyoroti bahwa negara tujuan utama ekspor produk halal Indonesia mencakup Amerika Serikat, China, India, Pakistan, dan Malaysia.

“Kita tidak boleh puas dengan capaian saat ini. Indonesia harus mengambil peran lebih besar dalam ekosistem halal dunia,” kata Haikal.

“Pemerintah terus berupaya memastikan sertifikasi halal yang lebih efisien dan fleksibel, tanpa mengurangi standar yang ketat. Semua ini demi menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia,” ujar dia menambahkan.

Sementara itu, CEO Rumah Zakat Irvan Nugraha turut menyampaikan pandangannya mengenai ekosistem ekonomi syariah yang dapat mendukung pertumbuhan industri halal Indonesia.

Baca juga: BPJPH tekankan urgensi sertifikasi halal bagi produk kesehatan

“Kami berada dalam ekosistem keuangan syariah, dan itu berarti kami punya tanggung jawab besar untuk memperkuat ekonomi keuangan sosial syariah. Tim kami juga telah berperan sebagai Pendamping PPH dalam upaya mendorong pertumbuhan industri halal di Indonesia,” kata Irvan.

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |