Berbicara di Tokyo, SBY: Tetaplah optimis memandang Indonesia

13 hours ago 5

Jakarta (ANTARA) - Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membagikan pandangannya tentang masa depan Indonesia kepada para mahasiswa Indonesia dan akademisi Jepang dengan mengajak untuk tetap optimistis.

“Tetaplah optimis memandang Indonesia. Masa depan bisa saja ada masa-masa mendung, tapi Indonesia adalah negara yang hebat,” kata SBY dalam acara bedah buku "Standing Firm for Indonesia's Democracy" sebagaimana dikutip dari pernyataan KBRI Tokyo yang diterima di Jakarta, Minggu.

Buku "Standing Firm for Indonesia's Democracy" merupakan hasil wawancara mendalam dengan para akademisi Jepang yang menggali pengalaman dan pemikiran SBY selama memimpin Indonesia di masa transisi demokrasi.

SBY yang menjabat sebagai presiden Indonesia selama dua periode pada 2004-2014 itu menyampaikan “resep rahasia” Indonesia berhasil memulihkan ekonomi dari keterpurukan pasca-krisis.

"Saat saya masuk tahun 2004, pertumbuhan ekonomi hanya 4 persen. Dalam setahun, kami berhasil menaikkannya menjadi 5,1 persen dan itu terjaga selama 10 tahun,” ujarnya.

SBY menjelaskan bahwa salah satu tantangan besar yang dihadapi saat itu adalah rendahnya investasi akibat tidak ada keamanan, ketidakstabilan sosial, buruknya iklim investasi, ketidakpastian hukum, serta minimnya infrastruktur.

Kondisi tersebut berakibat pada tidak adanya investor yang mau berinvestasi di Indonesia dan membuat terjadinya aliran dana ke luar negeri atau capital outflow dan rupiah terguncang.

SBY kemudian mengungkapkan empat komponen utama yang menjadi kunci pertumbuhan ekonomi, yaitu meningkatkan konsumsi rumah tangga, meningkatnya belanja pemerintah dengan menjaga belanja pemerintah yang efektif, menjaga aliran ekspor, dan investasi.

"Termasuk hilirisasi dan industrialisasi yang harus berhasil," tambah dia.

Saat ditanya tentang kondisi ekonomi saat ini, SBY optimistis pemerintah Presiden Prabowo bisa mengatasi tantangan.

"Saya yakin pemerintah ini bisa, Presiden Prabowo bisa. Masih ada sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya politik maupun ekonomi, untuk mengatasi situasi dan menstimulasi pertumbuhan ekonomi kita,” kata dia.

Hadir pada acara yang sama, Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Ahmadi. Dubes Heri menyoroti pencapaian ekonomi di era SBY yang berhasil tumbuh rata-rata 6 persen, pengangguran turun dari 10 persen menjadi 5,7 persen, dan kemiskinan dari 16,7 persen menjadi 11 persen.

"Itu berarti kira-kira 8,6 juta orang pada periode Bapak SBY berhasil dikeluarkan dari kemiskinan," ujar Dubes Heri.

Baca juga: Di forum Tokyo Conference, SBY dorong penguatan multilateralisme

Baca juga: SBY di KBRI Tokyo: Dialog ruh dari demokrasi

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |