Palangka Raya (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), menyiagakan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (kahutla).
"Tim ini selalu memonitor potensi karhutla selama 24 jam," kata Plt Kepala BPBD Kota Palangka Raya Hendrikus Setia Budi, di Palangka Raya, Minggu.
Dia mengatakan, salah satu kejadian kebakaran terbaru adalah kebakaran lahan seluas 0,28 hektare di Jalan Hiu Putih IX, Kota Palangka Raya.
"Kami mendapatkan laporkan terjadi kebakaran lahan sekitar pukul 14.00 WIB. Kemudian kami terjunkan TRC lengkap dengan satu unit mobil tangki dan peralatan pemadam kebakaran. Berhasil memadamkan dalam waktu 30 menit," kata Budi.
Baca juga: Tim gabungan padamkan karhutla yang terjadi di Palangka Raya
Pada kejadian itu, pihaknya mengaku beruntung karena di sekitar lokasi lahan gambut yang terbakar terdapat sumber air yang mempermudah proses pemadaman.
"Usai pemadaman, sesuai prosedur pada lahan gambut, Tim TRC melakukan pendinginan lahan untuk memastikan api tidak muncul kembali," ujarnya.
Budi mengapresiasi kerja keras tim dalam menangani kebakaran ini dan menegaskan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi ancaman karhutla yang sewaktu waktu bisa terjadi.
Dia berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan mencegah terjadinya kebakaran agar kejadian ini tidak terulang kembali,
“BPBD juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan lahan agar tidak dimanfaatkan untuk kegiatan yang dapat menimbulkan kebakaran,” katanya.
Baca juga: Palangka Raya luncurkan pemetaan dini kebencanaan berbasis digital
Budi menambahkan bahwa dalam rangka deteksi dini potensi karhutla pihaknya juga memanfaatkan pemetaan risiko bencana berbasis sistem analisis dini (Perisai).
"Portal Perisai ini sebagai instrumen pemkot yang tidak hanya berupa pemetaan untuk melihat titik rawan karhutla tetapi juga bisa mengidentifikasi langkah yang harus dilakukan berdasarkan kerawanan didasarkan analisa satelit," katanya.
Portal Perisai itu berhasil diwujudkan berkat kerja sama Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Borneo Nature Foundation (BNF) Indonesia, dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Portal Perisai yang saat ini masih berfokus pada pemetaan risiko bencana karhutla dikembangkan pada pemetaan risiko bencana banjir.
"Dengan demikian, nantinya masyarakat, relawan, dan lurah dapat memanfaatkan aplikasi ini untuk mendeteksi dini bencana karhutla dan banjir sehingga dapat melakukan pencegahan dan penanganan," katanya.
Baca juga: Pemkot Palangka Raya tingkatkan peran FKDM dalam penanganan karhutla
Layanan mitigasi bencana ini, kata dia, data pada aplikasi tersebut disatukan dengan data BMKG sehingga semakin akurat dan terperinci serta mampu mendeteksi potensi bencana selama tujuh hari ke depan.
Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025