BPBD identifikasi fenomena pergerakan tanah di Manggarai Barat

2 hours ago 3

Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah melakukan identifikasi terhadap fenomena pergerakan tanah yang terjadi di Desa Rehak, Kecamatan Welak yang sering terjadi memasuki musim hujan.

"Tim kami telah turun ke lokasi untuk memastikan kejadian yang terjadi sejak awal Desember 2025 ini," kata Pelaksana Tugas BPBD Manggarai Barat Oktavianus Andi Bona di Labuan Bajo, Rabu.

Ia menjelaskan fenomena pergerakan tanah kerap terjadi pada musim hujan di sejumlah wilayah di daerah itu, termasuk di Desa Rehak.

"Memang kejadian itu bukan kejadian pertama, sudah sering karena tingkat basah tanah itu tinggi, terlebih saat musim hujan sehingga terjadi pergeseran jadi tanah itu seperti bergerak dan saat musim kering sudah stabil kembali," ujarnya.

Ia juga menjelaskan berdasarkan identifikasi petugas di Desa Rehak, fenomena pergerakan tanah tidak mengancam pemukiman dan lahan pertanian warga.

"Tim BPBD sudah turun untuk lihat, dampak terhadap pemukiman masyarakat juga tidak terlalu berbahaya, masih terpantau baik dan tidak ada perkembangan baru," ungkapnya.

Fenomena pergerakan tanah di desa tersebut terbagi dalam beberapa titik dengan jarak yang bervariasi dari pemukiman warga.

"Jarak terhadap rumah itu ada yang satu meter tapi pergerakan tanah kecil, kemudian ada yang jarak 50-100 meter," katanya.

Namun demikian, ia mengingatkan warga untuk melaporkan jika terjadi fenomena pergerakan tanah saat terjadi hujan deras dalam waktu yang lama.

"Kami imbau untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman jika terjadi fenomena pergerakan tanah," katanya.

Sebelumnya, Wakil Bupati Manggarai Barat Yulianus Weng meminta para kepala desa (kades) yang tersebar di 12 kecamatan di daerah itu agar proaktif melaporkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat terkait peristiwa bencana alam agar penanganan dapat secepatnya dilakukan.

"Begitu dengar ada bencana alam kades langsung ke lokasi untuk cek, lalu foto dan laporkan ke BPBD untuk segera ditangani," kata Yulianus Weng yang dihubungi.

Ia menambahkan, BPBD Manggarai Barat telah menyiapkan posko antisipasi dampak cuaca ekstrem guna menanggulangi bencana alam yang berpotensi terjadi dalam musim hujan 2025 hingga awal 2026.

BPBD Manggarai Barat juga telah mengeluarkan surat imbauan bagi para kades dan camat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem.

Ia juga menjelaskan, usai memberikan laporan bencana alam, nantinya personel BPBD Manggarai Barat akan segera melakukan penanganan bencana.

Jika bencana alam tersebut membutuhkan penanganan lebih lanjut, kata dia, maka BPBD Manggarai Barat melaporkan kejadian itu kepada pemerintah daerah guna penetapan status bencana oleh surat keputusan bupati.

"Pemerintah daerah ada dana tidak terduga (BTT), tapi pemanfaatan dana ada mekanismenya yakni mereka lapor segera, BPBD setelah turun lokasi tetapkan sebagai bencana, lalu buat segera ke bupati untuk tetapkan sebagai bencana," ungkapnya.

Baca juga: Tim SAR makin perluas pencarian korban kapal tenggelam di Labuan Bajo

Baca juga: Pemkab: 436 KK korban tanah geser di Cianjur dapat Dana Tunggu Hunian

Baca juga: BPBD Banyumas ungsikan warga terdampak pergerakan tanah di Ketanda

Pewarta: Gecio Viana
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |