Mataram (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto mengingatkan potensi gempa bumi dengan magnitudo 8,0 yang ada di Nusa Tenggara Barat (NTB) karena wilayah itu di apit dua lempeng bumi.
"Karena gempa bumi dan tsunami secara ilmiah, belum bisa diprediksi terjadi. Untuk itu, kebencanaan adalah urusan bersama, bukan hanya BNPB," kata Suharyanto pada peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2025 yang dipusatkan di Mataram, NTB, Sabtu.
Dengan adanya potensi gempa bumi dengan magnitudo 8,0 itu dirinya mengingatkan bagaimana pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana seperti itu.
Oleh karena itu, dalam peringatan HKB tahun ini, pihaknya mengajak masyarakat untuk melakukan simulasi evakuasi mandiri, mengatur rencana tanggap darurat keluarga, mengenali risiko bencana di sekitar dan memperkuat jejaring komunitas tangguh bencana.
Baca juga: BMKG: Selama setahun NTB diguncang 7.000 gempa bumi
Selain itu, ada pula rancangan undang-undang tentang kebencanaan yang lebih peduli kepada pendekatan sistem dan proses yang dalam manajemen penanganan bencana diatur.
Mulai dari pencegahan, mitigasi, siaga darurat, tanggap darurat transisi darurat, sampai tahap rekonstruksi dan rehabilitasi, menjadi suatu sistem yang berjalan terkoordinasi dari pusat sampai ke daerah.
Regulasinya diatur pada UU Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana yang ada sekarang.
"Kelembagaan yang dimaksud adalah BNPB yang memiliki otoritas dari pusat hingga daerah dengan berdirinya BNPBD di daerah," katanya.
Baca juga: Kepala BNPB sebut potensi gempa Megathrust di NTB bentuk kewaspadaan
Sementara itu, Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal mengakui bahwa wilayahnya memiliki banyak potensi dan kekayaan, sehingga kesiapsiagaan dan perlindungan masyarakat harus terus ditingkatkan.
"NTB harus memiliki rencana kontinjensi yang matang, untuk berbagai skenario kebencanaan," ujarnya.
Oleh karena itu, ia berharap ke depan NTB bisa mempererat kerja sama dengan BNPB pusat untuk tidak hanya meningkatkan kesiapsiagaan daerah, tetapi juga berkontribusi dalam memperkuat mitigasi bencana di kawasan timur Indonesia.
"Mudah-mudahan ikhtiar kita betul-betul bisa memberikan kesiapsiagaan yang level tinggi kepada masyarakat kita di Indonesia," katanya.
Baca juga: Prof Ron Harris minta maaf ungkap potensi gempa Lombok
Peringatan HKB 2025 yang dipusatkan di NTB ini bertajuk "Siap untuk Selamat'. Peringatan HKB ini ditandai dengan membunyikan sirine yang diikuti serentak seluruh Indonesia yang dilakukan secara simbolis oleh Kepala BNPB, Suharyanto bersama Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal. Kegiatan ini juga dihadiri Ketua Komisi VIII DPR RI, Marwan Dasopang dan Muspida NTB.
Peringatan ini juga digelar simulasi kesiapsiagaan dan evakuasi yang dilaksanakan di kabupaten/kota se-NTB. Rangkaian peringatan HKBN 2025 di NTB juga digelar sarasehan bersama para penyandang disabilitas dan peringatan di NTB ini memecahkan rekor MURI.
Baca juga: Gubernur NTB minta warga tak panik sikapi potensi gempa
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025